Minggu, 08 Maret 2015

Kesehatan Mental (softskill) minggu 2.

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

A. Teori kepribadian sehat menurut Aliran
Psikoloanalisa, Behavioristik, Humanistik
a. Psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model
kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali
diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938).
Freud mengembangkan teorinya tentang struktur
kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan
dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran
dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang
kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan
atau dorongan yang mencari pemunculan dalam
perilaku dan pikiran. Psikoanalisis mempunyai
metode untuk membongkar gangguan – gangguan
yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain
dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi
bebas. Teori Psikologi Freud didasari pada
keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat
suatu energi psikis yang sangat dinamis yaitu Id,
Ego dan Super Ego dengan Id merupakan bagian
palung primitif dalam kepribadian, Ego merupakan
bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi
secara rasional berdasakan prinsip kenyataan.
Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara
realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk
menyaring dorongan-dorongan yang ingin
dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan dan
Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai
moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan
lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego
merupakan hati nurani seseorang dimana
berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar
atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada
kesempurnaan.
Dalam Teori Psikoanalisa freud mengemukakan
bahwa manusia itu di pengaruhi dan dimotivasi
oleh dorongan alam sadar dan alam tidak sadar
serta alam bawah sadar.

B. Aliran behavioristik
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1. Menekankan pada respon-respon yang
dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari
pada perilaku yang tidak dipelajari.
Behaviorisme menolak kecenderungan pada
perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang.
Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara
perilaku
manusia dan perilaku binatang.

Kepribadian Sehat Menurut Aliran
Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an.
Aliran humanistik merupakan konstribusi dari
psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport,
Abraham Maslow dan Carl Rogers Menurut aliran
humanistik kepribadian yang sehat, individu
dituntut untuk mengembangkan potensi yang
terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja
mengandalakan pengalaman-pengalaman yang
terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri
untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang
baik dan benar sehingga menghasilkan respon
individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah
mengatualisasikan diri, bukan respon pasif buatan
atau individu yang terimajinasikan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri
adalah mampu mengedepankan keunikan dalam
pribadi setiap individu, karena setiap individu
memiliki hati nurani dan kognisi untuk
menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai
kemanusiaan untuk menyatakan diri dan
mengatualisasikan diri.
Menurut Abraham Maslow Orang yang sehat
secara Psikologis adalah orang yang terpenuhi akan
kebutuhan-kebutuhan ini
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological
needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety
needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and
belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem
needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-
actualization needs)

Teori kepribadian sehat menurut carl rogers
Kepribadian Menurut Carl Rogers
Kepribadian menurut Rogers meliputi :
KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGER
Menurut Rogers orang yang memiliki
kepribadian sehat adalah orang yang dapat
mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar
dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa
kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran
freudian, misalnya toilet training, penyapihan
ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers
lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat
bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi
cara bagaimana seseorang memandang masa
sekarang yang akan mempengaruhi juga
kepribadiannya.
Aktualisasi dapat memudahkan dan
meningkatkan pematangan dan pertumbuhan.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi
psikologisnya yang unik. Roger percaya bahwa
manusia memiliki dorongan yang dibawanya sejak
lahir untuk menciptakan dan hasil ciptaan yang
paling penting adalah diri orang sendiri, suatu
tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-
orang yang sehat daripada orang-orang yang sakit
secara psikologisnya.
Menurut roger manusia yang rasional dan
sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak-kanak,
tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana
kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat
jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi
beliau mengemukakan bahwa pengalaman-
pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi
kita memandang masa sekarang yang dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
Menurut Rogers orang yang memiliki
kepribadian sehat adalah orang yang dapat
mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar
dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa
kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran
freudian, misalnya toilet training, penyapihan
ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers
lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat
bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi
cara bagaimana seseorang memandang masa
sekarang yang akan mempengaruhi juga
kepribadiannya.
Sebagai makhluk hidup manusia
merupakan organisme, yaitu makhluk fisik
( physical creature ) dengan semua fungsi-fungsinya,
baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini
juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman,
dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri
sendiri dan juga di dunia luar.
Pengertian organisme mencakup 3 hal :
1. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk
yang lengkap dengan fungsi fisik dan psikisnya.
Organisme adalah tempat semua pengalaman,
segala sesuatu yang secara potensial terdapat
dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi
seseorang mengenai event yang terjadi di dalam
diri dan di dunia luar.
2. Realitas subjektif : organisme menanggapi
dunia seperti yang diamati atau dialaminya.
Realita adalah medan persepsi yang sifatnya
subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita
subjektif semacam itulah yang menentukan/
membentuk tingkah laku.
3. Holisme : organisme adalah salah satu kesatuan
sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian
akan mempengaruhi bagian lain. Setiap
perubahan memiliki makna pribadi dan
bertujuan yakni tujuan mengaktualisasi,
mempertahankan dan mengembangkan diri.
Medan fenomenal merupakan keseluruhan
pengalaman internal (persepsi mengenai diri
sendiri) dan pengalaman eksternal
- Pengalaman yang disimbolkan ( symbolized )
pengalaman disadari
- Pengalaman yang disimbolkan tetapi
diingkari atau terdistorsi ( denied or distorted )
pengalaman disadari
- Pengalaman yang tidak disimbolkan atau
diabaikan ( ignored) pengalaman tidak disadari.
Dinamika kepribadian
Menurut roger organisme memiliki satu motivasi
utama yaitu kecenderungan untuk aktualisasi diri
dan tujuan utama hidup manusia adalah untuk
menjadi manusia yang bisa mengaktualisasikan
diri, dapat diartikan sebagai motivasi yang
menyatu dalam setiap makhluk hidup yang
bertujuan mengembangkan seluruh potensi-
potensinya sebaik mungkin. Pada dasarnya
manusia memiliki dua kebutuhan utama yaitu
kebutuhan untuk penghargaan positif baik dari
orang lain maupun dari diri sendiri.
Rogers percaya, manusia memiliki satu motif dasar,
yaitu kecenderungan untuk mengaktualisasi diri.
Kecendeurngan ini adalah keinginan untuk
memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai
tahap “human-beingness ” yang setinggi-tingginya.
Kita ditakdirkan untuk berkembang dengan cara-
cara yang berbeda sesuai dengan kepribadian
kita. Proses penilaian ( valuing process ) bawah
sadar memandu kita menuju perilaku yang
membantu kita mencapai potensi yang kita miliki.
Rogers percaya, bahwa manusia pada dasarnya
baik hati dan kreatif. Mereka menjadi destruktif
hanya jika konsep diri yang buruk atau hambatan-
hambatan eksternal mengalahkan proses penilaian.
Manusia adalah makhluk yang bergerak maju
kecenderungan dasar manusia adalah untuk
mencapai aktualisasi diri (untuk mewujudkan,
memelihara & meningkatkan pengalaman).
Kebutuhan yang ada pada manusia untuk
mencapai aktualisasi yakni kebutuhan
pemeliharaan ( maintenance ) memuaskan
kebutuhan dasar.
Kebutuhan peningkatan diri
( enhancement ) menjadi lebih baik,
berkembang, mencapai tujuan.
Kebutuhan lain yaitu kebutuhan
penerimaan positif dari orang lain
( positive regard of others ) dan
penerimaan positif dari diri sendiri ( self
regard ).
Untuk bergerak ke arah mendapatkan tujuannya
manusia harus mampu untuk membedakan antara
perilaku yang progresif yaitu perilaku yang
mengarahkan pada aktualisasi diri dan perilaku
yang regresif yaitu perilaku yang menghalangi
pada tercapainya aktualisasi diri. Manusia harus
memilih dan mampu membedakan mana yang
regresif dan mana yang progresif. Dan memang
dorongan utama manusia adalah untuk progresif
dan menuju aktualisasi diri.

B. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM
MASLOW
Dalam teori kepribadian sehat ada
beberapa macam point yang dijabarkan tentang
pendekatan maslow terhadap kepribadian. Dimana
salah satunya maslow menyelidiki kesehatan
psikologis, dimana satu-satunya orang yang
dipelajari adalah orang yang ssehat.
Konsep mental menurut Abraham Maslow
1. Hierarki kebutuhan manusia
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal
yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu
tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling
lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan
kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha
mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya,
sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling
tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
1. Kebutuhan Fisiologis . Kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas
terhadap makanan, air, udara, tidur, seks
dan pemuasan terhadap kebutuhan-
kebutuhan itu sangat penting untuk
kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini
merupakan yang terkuat dan sifatnya amat
penting dari semua kebutuhan.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman . Kebutuhan-
kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan
akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas
dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan
akan rasa aman juga merupakan kebutuhan
untuk mendapatkan perlindungan agar
dapat melangsungkan hidup dengan baik.
3. Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan Kasih .
Kebutuhan ini semacam layak untuk
mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang
terhadap orang lain, baik seperti orang tua,
kakak, adik, sahabat, ataupun saudara
dengan tujuan agar merasakan perasaan
memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-
kebutuhan kita akan cinta dengan
membangun suatu hubungan akrab dan
penuh perhatian, dan dalam hubungan ini
memberi dan menerima cinta adalah sama
pentingnya.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan . Yaitu
penghargaan yang berasal dari orang lain
dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan
yang berasal dari orang lain (dari luar)
misalnya popularitas ataupun keberhhasilan
dalam masyarakat. Ada banyak cara juga
supaya orang lain bisa menghargai kita,
menurut saya apabila dengan cara yang
negatif, kita bisa saja memamerkan serta
gengsi kita dengan apa yang kita miliki,
seperti mengendarai mobil mewah yang kita
miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak
dapat menghargai diri kita jika kita tidak
mengetahui kita apa dan siapa.
5. Aktualisasi diri . Apabila kita telah memuaskan
semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh
kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai
perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan
semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan
kapasitas kita. Kita harus bisa menjadi menurut
potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan
apabila kita dapat memuaskan kebutuhan kita dari
tingkat yang rendah, kita masih merasa aman
secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa
memiliki dan juga merasa bahwa kita adalah diri
yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam
tahap aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa
kecewa, tidak tenang dan tidak puas. Dengan
begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada
diri kita sendiri dan tidak bisa dikatakan bahwa kita
sehat secara psikologis.
2. Kepribadian yang sehat menurut Maslow
Seperti yang disebutkan diatas, menurut Maslow
jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat
terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut sebagai
manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga
menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang
mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan
baik dan imbang, mereka juga dapat
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih
tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka
miliki serta mengetahui dan memahami dunia
sekitar mereka. Orang-orang yang
mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi
mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam
“metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang
paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak
berjuang”, itu berarti memang orang yang mampu
mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan
berusaha.
Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi
diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang
tadi tela disebutkan, yaitu memuaskan hierarki
empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang
pertama adalah kebutuhan akan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta
penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus
terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan
aktualisasi diri.
Kita juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi dapat
membutuhkannya dalam waktu yang berbeda.
Hanya kebutuhan yang sangat penting yang akan
dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap
momen tertentu.

C. Teori kepribadian sehat menurut fromm
Menurut Erich Fromm, manusia adalah
makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut,
maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya
kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial.
Masyarakat sangat penting peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian
seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam
masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang
berkepribadian sehat adalah masyarakat yang
hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut Fromm, ada lima watak sosial di
dalam masyarakat:
1) Penerimaan (receptive)
2) Penimbunan (hoarding)
3) Penjualan/pemasaran (marketing)
4) Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5) Produktif (productive)
Dari kelima watak sosial ini yang benar-benar
tepat dan sehat hanyalah watak produktif karena
watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan
dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan
pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang baik itu perlu ditopang
dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta persaudaraan
2) Cinta keibuan
3) Cinta erotik
4) Cinta diri
5) Cinta ilahi
Menurut Fromm, cinta sangat penting untuk
membangun dunia yang lebih baik sebab yang dicari
setiap orang di dalam masyarakat bukan penderitaan.
Jadi menurut Fromm, pribadi yang sehat
adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat
sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang
manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan
tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan
lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah
keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa
yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A
man whose goal in life is being, not having and using).
Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
mampu mengembangkan hidupnya
sebagai makhluk sosial di dalam
masyarakat,
mampu mencintai dan dicintai,
mampu mempercayai dan dipercayai
tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
mampu hidup bersolidaritas dengan
orang lain tanpa syarat,
mampu menjaga jarak antar dirinya
dengan masyarakat tanpa merusaknya
memiliki watak sosial yang produktif.

D. A. PENYESUAIAN DIRI
Arti Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri ( adjustment )
merupakan suatu istilah yang sangat sulit
didefinisikan karena (1) penyesuaian diri
mengandung banyak arti, (2) criteria untuk menilai
penyesuaian diri tidak dapat dirumuskan secara
jelas, dan (3) penyesuaian diri ( adjustment ) dan
lawannya ketidakmampuan menyesuaikan diri
( maladjustment ) memiliki batas yang sama sehingga
akan mengaburkan perbedaan diantara keduanya.
Dengan demikian, apabila kita mau menghilangkan
kekacauan atau salah pengertian mengenai apa itu
penyesuaian diri, maka kita harus tahu konsep-
konsep dasarnya.
Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi
Secara historis arti istilah “penyesuaian
diri” sudah mengalami banyak perubahan. Karena
kuatnya pengaruh pemikiran evolusi pada
psikologi, maka penyesuaian diri disamakan
dengan adaptasi, yaitu proses dimana organism
yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan
lingkungan. Meskipun ada persamaan diantara
kedua istilah tersebut, namun penyesuaian diri
yang kompleks tidak cocok dengan konsep adaptasi
biologis yang sederhana. Erich Fromm dalam
bukunya, Escape from Freedom , (Fromm, 1941)
mengemukakan konsep adaptasi yang menarik dan
berguna yang mendekati ide penyesuaian diri.
Fromm membedakan apa yang dinamakannya
adaptasi statis dan adaptasi dinamik. Ia
menggunakan adaptasi statis untuk menyebut
perubahan kebiasaan yang relatif sederhana,
misalnya orang berpindah dari satu kota kekota
yang lain. Sedangkan adaptasi dinamik adalah
sistuasi dimana seseorang menerima hal-hal
meskipun menyakitkan, misalnya seorang anak
laki-laki tunduk kepada perintah ayah yang keras
dan mengancam. Fromm menafsirkan neurosis
sebagai respons dinamik, adaptasi yang sama
dengan penyesuaian diri.
Penyesuaian Diri dan Individualitas
Dalam mendefinisikan penyesuaian diri,
kita tidak boleh melupakan perbedaan –perbedaan
individual. Anak yang sangat cerdas atau genius
tidak sesuai dengan pola “normal”, baik dalam
kapasitas maupun dalam tingkah lakunya, tetapi
kita tidak dapat menyebutnya sebagai orang yang
tidak dapat menyesuaikan diri. Sering kali norma-
norma sosial dan budaya begitu kaku untuk
dituruti dengan baik. Misalnya, sering terjadi
dibeberapa Negara, warga Negara menolak undang-
undang abortus atau sterilisasi yang dikeluarkan
oleh Negara. Orang yang tidak dapat menerima
undang-undang ini, tidak dapat tidak dapat
dianggap sebagai orang yang tidak dapat
menyesuaikan diri.
Penyesuaian Diri sebagai Penguasaan
Penyesuaian diri yang baik kelihatannya
mengandung suatu tingkat penguasaan yang baik
pula, yaitu kemampuan untuk merencanakan atau
mengatur respons-respons pribadi sedemikian rupa
sehingga konflik-konflik, kesulitan-kesulitan dan
frustasi-frustasi akan hilang dengan munculnya
tingkah laku yang efisien atau yang menguasai.
Gagasan ini jelas berguna tetapi tidak
memperhitungkan kelemahan-kelemahan
individual. Kebanyakan orang tidak memiliki
kemampuan yang dituntut oleh penguasaan itu.
pemimpin-pemimpin, orang-orang ang genius, dan
orang-orang yang IQ-nya diatas rata-rata mungkin
diharapkan memperlihatkan penguasaan yang luar
biasa itu, tetapi meskipun demikian orang-orang
ini pun sering mengalami kegagalan. Ini justru
mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki
tingkat penyesuaian dirinya sendiri, yang
ditentukan oleh kapasitas-kapasitas bawaan,
kecenderungan-kecenderungan yang diperoleh, dan
pengalaman.
Definisi Penyesuaian Diri
Dari segi pandangan psikologis,
penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti
pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam
menangani frustasi dan konflik, ketenangan
pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-
simtom. Itu berarti belajar bagaimana bergaul
dengan baik dengan orang lain dan bagaimana
menghadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson
menyebut hal-hal seperti kemampuan untuk
beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan
yang seimbang, kemampuan untuk mengambil
keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap
frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem,
objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951).
Kita tidak dapat mengatakan bahwa
penyesuaian diri itu baik atau buruk. Kita hanya
dapat mengatakan bahwa penyesuaian diri adalah
cara individual atau khusus organismedalam
bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam
atau situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang
mungkin reaksi ini bisa efisien, sehat atau
memuaskan. Sementara untuk orang lain reaksi ini
melumpuhkan, tidak efektif, atau bahkan patologik.
Jadi, kita dapat mendefinisikan dengan
sederhana, bahwa penyesuaian diri itu adalah
suatu proses yang melibatkan respons-respons
mental dan tingkah laku yang menyebabkan
individu berusaha menanggulangi kebutuhan-
kebutuhan, tegangan-tegangan, frustasi-frustasi,
dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan
tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan-
tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia
dimana ia hidup. Dalam arti ini, kebanyakan
respons cocok dengan konsep penyesuaian diri.
Konsep Penyesuaian Diri yang Baik
Apa itu penyesuaian diri yang baik?
Pasti itu yang ada dibenak kita setelah kita
mendengar konsep penyesuaian diri yang baik.
Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
adalah orang yang memiliki respons-respons yang
matang, efisien, memuaskan dan sehat. Sebaliknya,
orang yang neurotic adalah orang yang sangat tidak
efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas
secara lengkap.
Istilah “sehat” berarti respons yang baik
untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat
manusia, dalam hubungannya dengan orang lain
dan dengan tanggung jawabnya. Kesehatan
merupakan cirri yang sangat khas dalam
penyesuaian diri yang baik. singkatnya, meskipun
memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian,
ornag yang dapat menyesuaikan diri dengan baik
dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-
situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-
konflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah
tanpa menggunakan tingkah laku yang simtomatik.
Karena itu, ia relative bebas dari simtom-simtom,
seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-
gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Ia
menciptakan dunia hubungan antarpribadi dan
kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan
kesinambungan pertumbuhan kepribadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar