Sabtu, 19 Desember 2015

Job Enrichment

JOB ENRICHMENT
. Pengertian Job Enrichment
Job enrichment merupakan suatu pendekatan untuk merancang kembali pekerjaan guna meningkatkan motivasi instrinsik dan meningkatkan kepuasaan kerja. Pekerja diberikan kekuasaan atas pekerjaannya, mereka dapat membuat pekerjaan mereka menjadi lebih terspesialisir dan sederhana.
Dari hal tersebut pekerja dapat mengembangkan kecakapan yang mereka miliki. Selain itu, job enrichment mampu membuat pekerja menjadi termotivasi agar berhasil dalam mencapai kepuasaan kerja. Sebab dalam job enrichment disini pekerja melakukan pekerjaan dengan kemampuan mereka sendiri.
Namun, tidak semua dapat melakukan job enrichment karena untuk dapat melaksanakan job enrichment pekerja diharapkan memiliki tanggung jawab. Bila mereka tidak mampu melaksanakan tanggung jawab ini tentu semua pekerjaan tidak dapat berjalan baik.
Misalnya saja dalam tahapan merancang kembali pekerjaan disini dituntut adanya kreativitas dari pekerja. Agar pekerjaan yang dilakukan dapat terlihat menjadi lebih besar, bervariasi, dan kecakapan lebih luas. Dari situ pekerja juga dapat mengoreksi pekerjaannnya sendiri. Karena dalam job enrichment dituntut kemampuan dari para pekerja sehingga mampu memotivasi secara instrinsik, maka kemungkinan absensi dan perpindahan kerja akan berkurang. Adanya motivasi tersebut membuat pekerja ingin melakukan yang terbaik bagi pekerjaannya.
Contoh : Seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di suatu universitas ia juga dapat membantu anak-anak dibawah jenjang pendidikannya untuk mengajar anak –anak tersebut dengan cara membuka tempat les atau tempat untuk belajar.
2. Langkah-Langkah dalam Redesign Pekerjaan Untuk Job Enrichment
A. Menggabungkan beberapa pekerjaan menjadi satu.
a.       Menjadi lebih besar
b. Lebih bervariasi
c. Kecakapan lebih luas
B. Memberikan modul kerja untuk setiap pekerja.
C. Memberikan kesempatan pada setiap pekerja untuk dapat bertanggung jawab.
a. Kesempatan mengatur prosedur kerja sendiri
D. Memberikan kesempatan pekerja menghubungi kliennya sendiri secara langsung.
a. Orang – orang yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
E. Menciptakan sarana – sarana umpan balik.
a. Pekerja dapat memonitor koreksi diri.
3. Manajemen Ilmiah
A. Pekerjaan disederhanakan secara dispesialisir.
B. Prosedur pekerjaan yang efisien àditentukan oleh insinyur industry
C. Para pekerja diberikan instruksi untuk melaksanakan prosedur kerja.
Contoh : tahap perakitan mekanis.
4. Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Job Enrichment
A. Jika pekerjaan terspesialisir dan sederhana dirancang kembali untuk memotivasi secara intrinsik pada pekerja, maka kualitas pelaksanaan kerja pekerja akan meningkat.
B. Absensi – absensi dan perpindahan kerja akan berkurang.
C. Dimensi inti yang berkaitan dengan motivasi intrinsik & lapangan kerja ( Hackman dan Oldham ), yaitu:
a. Keragaman ketrampilan (skill variety )
Banyaknya ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam ketrampilan yang digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan. Misalnya, seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih baik untuk melakukan pencatatan penjualan.
b. Jati diri tugas (task identity )
Tingkat sejauh mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya dan dapat dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang dirasakan sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak puas. Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat catatan tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display sendiri.
c. Tugas yang penting (task significance)
Tingkat sejauh mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja. Misalnya, sebuah perusahaan alat-alat rumah tangga ingin mengeluarkan produk panci baru. Para karyawan diberikan tugas untuk mencari kriteria seperti apa panci yang sangat dibutuhkan oleh ibu-ibu masa kini. (tugas tersebut memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan karena hasil kerjanya nanti secara langsung akan memberi manfaat kepada pelanggan)
d. Otonomi
Tingkat kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat menimbulkan kepuasan kerja. Misalnya, seorang manager mempercayai salah satu karyawan untuk memperebutkan tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan caranya sendiri untuk menarik perhatian klien . Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur sendiri waktu kerja dan waktu istirahat.
e.       Umpan balik (feed back)
Memberikan informasi kepada para pekerja tentang hasil pekerjaan sehingga para pekerja dapat segera memperbaiki kualitas dan kinerja pekerjaan. Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dll.
Jadi kondisi psikologis kritis karyawan yang muncul karena adanya dimensi utama dalam tugas akan mempengaruhi hasil kerja karyawan yang telah termotivasi secara internal. Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam job enrichment tergantung oleh kekuatan kayawan untuk berkembang dan berpikir positif.

Sabtu, 05 Desember 2015

Softskill motivasi 2

MOTIVASI
A. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori hierarki kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis:
Merupakan kebutuhan tingkat pertama yang paling rendah dan harus dipenuhi dan dipuaskan sebelum mencapai kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan ini terdiri dari rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya yang bersifat biologis.
2. Kebutuhan Rasa Aman:
Kebutuhan rasa aman adalah rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Kebutuhan Sosial:
Kebutuhan Sosial yaitu, rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan. Kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, pada saat ini individu akan sangat merasa kesepian dan terisolasi dari pergaulan.
4. Kebutuhan Penghargaan:
Kebutuhan Penghargaan yaitu, faktor penghargaan internal dan eksternal, dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Kebutuhan harga diri dapat dibagi menjadi dua katagori. Pertama adalah kebutuhan terhadap kekuasaan, berpretasi, pemenuhan diri, kekuatan, dan kemampuan untuk memberi keyakinan serta kebebasan. Kedua adalah kebutuhan akan nama baik, status, keberhasilan, pengakuan, perhatian, penghargaan.
5. Aktualisasi Diri
Aktualisasi Diri, yaitu pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Masing-masing orang ingin mewujudkan diri sebagai seorang yang mempunyai kemampuan yang unik. Kebutuhan ini hanya ada setelah empat kebutuhan sebelumnya dicapai secara memuaskan. Pada dasarnya bertujuan untuk membuat seluruh potensi yang ada dalam diri seseorang sebagai suatu wujud nyata yaitu dalam bentuk usaha aktualisasi diri.
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.
B. Kebutuhan yang Relevan dengan Perilaku Dalam Organisasi
Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap sesuatu.
Sumber:
Leavitt, J.H., 1992 Psikologi Manajemen, Alih Bahasa Zarkasi, M., Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maslow, A. Motivation and Personality . New York: Harper & Row, 1954.
Surakhmad, Winarno.1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

Jumat, 27 November 2015

Softskill

Pengertian Motivasi dan Teori-teori Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “dorongan” atau rangsangan atau “daya penggerak” yang ada dalam diri seseorang.
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al (2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
B. Teori-teori Motivasi
1. Teori Drive Reinforcement
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian konpensasi. Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasi yang selalu dapat dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.
a. Pengertian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
• Suatu keadaan yang mendorong
• Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
• Pencapaian tujuan yang memadai
• Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi.
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda
b. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
2. Teori Harapan
Teori ini termasuk kedalam Teori – teori Kesadaran. Teori ini menunjukkan pendekatan kognitif terhadap motivasi kerja, yang menekankan kepada kemampuan individu dalam pemrosesan informasi. Kekuatan motivasi yang mendasarinya bukanlah sebuah kebutuhan. Pekerja diasumsikan melakukan penilaian rasional terhadap situasi kerjanya dengan mengumpulkan informasi untuk diolah, kemudian membuat keputusanyang optimal. Kebutuhan hanya digunakan untuk membantu dalam memahami bagaimana pekerja membuat pilihan berdasarkan pada keyakinan persepsi dan nilai – nilai mereka.
Teori pengharapan berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu , dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut.
Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan, mengatakan seseorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia menyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik (Victor Vroom dalam Robbin 2003:229).
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil pekerjaan itu.
Teori harapan ini didasarkan atas :
1. Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena perilaku.
2. Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai / martabat tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
Contoh Kasus:
Seorang karyawan pada bagian/divisi penjualan berupaya meraih target penjualan tertentu untuk mendapatkan bonus berupa liburan ke luar negeri. Dalam teori harapan, karyawan tersebut berusaha mendapatkan kesempatan untuk memenuhi target karena ingin pergi ke luar negeri.
Nadler dan Lawler (1976) atas teori harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manejer dan organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari pegawai :
1. Pastikan jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai
2. Definisikan secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur, apa yang dinginkan dari pegawai
3. Pastikan bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai
4. Kaitkan hasil yang dinginkan dengan tingkat kinerja yang di inginkan
5. Pastikan bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting
6. Orang bekinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada orang yang berkinerja rendah.

Kamis, 05 November 2015

Psiko manajemen minggu 6

A. KEPEMIMPINAN

kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang di tetapkan, disini juga dijelaskan bahwa sumber pengaruh ini bisa jadi bersifat formal seperti yang diberikan oleh pemangku jabatan manajerial dalam sebuah organisasi karena posisi manajemen memiliki tingkat otoritas yang diakui secara formal (Robbins dan Judge, 2011)
Terdapat beberapa teori kepemimpinan yakni teori sifat, teori perilaku dan teori kemungkinan,
– Teori Sifat Kepemimpinan (Trait theories of leadership)
teori yang mempertimbangkan berbagai sifat dan karakteristik pribadi yang membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin, berfokus pada berbagai karakteristik pribadi seorang pemimpin.
– Teori Perilaku (Behavioral theories of ledership)
Teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu, membedakan pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin, perbedaan antara teori sifat dan perilaku, dalam penerapanya, terletak pada asumsi pokoknya. Teori sifat berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan, bukan diciptakan, sedangkan teori perilaku, berasumsi bahwa mereka yang ingin menjadi pemimpin yang efektif, dapat mengikuti program yang dirancang untuk menanamkan pola perilaku pada mereka yang ingin, dengan kata lain pemimpin dapat diciptakan.
– Teori Kemungkinan
1. Model Fielder
Model kemungkinan kepemimpinan pertama yang komprehensif adalah, dikembangkan oleh Fred Fielder, dimana ia menyatakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi memberikan kendali kepada pemimpin tersebut
2. Teori situasional Hersey dan Blanchard
Sebuah teori kemungkinan yang berfokus pada kesiapan para pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dapat dicapai dengan cara memilih gaya kepemimpinan yang baik dan yang benar, penekanan pada para pengikut dalam efektivitas kepemimpian mencerminkan bahwa para pengikutlah yang menerima atau menolak pemimpin tersebut.
B. MANAJEMEN
Manajemen, adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi dari Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Dan manajemen itu sendiri belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen Diakses pada : 09-01-2014, 08:28 Pm)
Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga,
yaitu:
1. Perencanaan (planning)
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing)
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing)
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
C. PERENCANAAN DALAM ORGANISASI
Pengertian Perencanaan , Manfaat Perencanaan dan Jenis Perencanaan dalam organisasi
Struktur organisasi menentukan bagaimana pekerjaan akan dibagi lalu di distribusikan, dan dikoordinasikan secara forlmal, dalam perencanaan struktur organisasi, para manajer perlu memperhatikan enam elemen dalam perencanaan untuk mendisain struktur organisasi mereka
1. Spesialisasi Pekerjaan
Yakni sejauh mana tugas tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan sendiri, Hakikat dari spesialisasi pekerjaan adalah, pekerjaan itu dipecah menjadi sejumlah tahap, dengan masing masing tahapan diselesaikan oleh seorang individu , manfaat perencanaan spesialisasi disini anggota dapat lebih fokus dalam mengerjakan satu bidang dan tidak teralihkan konsentrasinya pada hal yang lain
2. Departementalisasi
Dasar yang dipakai untuk mengelompokan pekerjaan secara bersama sama
Sebagai contoh salah satu cara paling popoler mengelompokan kegiatan berdasarkan fugsinya, tugas yang dijalankan bersama dikoordinasi dalam satu basis, manfaat disini pengelompokan tugas juga dapat memfokuskan kinerja ke satu titik
3. Rantai komando
Sebuah garis wewenang yang tanpa putus membentang dari puncak organisasi kepada eselon paling bawah, manfaat disini ialah koordinasi menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa, juga dalam hal wewenang yang melekat dalam memberikan perintah untuk dipenuhi
4. Rentang kendali
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif
5. Sentralisasi
Sejauh mana tingkat penganbilan keputusan teerkonsentrasi pada satu titik dalam organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Kesimpulan:

Leadership atau kepemimpinan memegang teguh tentang suatu tanggung jawab, dengan wewenang yang dimiliki seorang pemimpin harus bisa memberikan perintah kepada bawahannya agar dapat terbentuk manajemen yang baik. Pengambilan keputusan juga sangat berpengaruh bagi proses kepemimpinan dimana konsistensi sangat diperlukan dalam suatu organisasi. Berdasarkan teori nya masing masing maka leadership harus dijalankan dengan saksama dan memfokuskannya pada satu titik

Sabtu, 31 Oktober 2015

psikologi manajemen minggu 5

  1.   Definisi Kekuasaan
Menurut Miriam Budiardjo (2002), kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
Menurut Ramlan Surbakti (1992) Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi.
Berikut merupakan definisi dari kekuasaan yang dikemukakan oleh para ahli. Terdapat dalam buku Thoha (2003: 92-93), yaitu :
Max Weber
Merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Walter Nord
Merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran, energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya. Kekuasaan dipergunakan hanya jika tujuan-tujuan tersebut paling sedikit mengakibatkan perselisihan satu sama lain.
Rogers
Berusaha membuat jelas kekaburan istilah dengan merumuskan kekuasaan sebagai suatu potensi dari suatu pengaruh. Dengan demikian kekuasaan adalah suatu sumber yang bisa atau tidak bisa untuk dipergunakan. Penggunaan kekuasaan selalu mengakibatkan perubahan dalam kemungkinan bahwa seseorang atau kelompok akan mengangkat suatu perubahan perilaku yang diinginkan.
Abdul Muiz
Mengungkapkan bahwa Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Kekuasaan seringkali dipergunakan silih berganti dengan istilah pengaruh dan otoritas.
  1. Sumber – sumber kekuasaan
  2. Kekuasaan bersumber pada kedudukan
–       Kekuasaan formal/legal
–       Kekuasaan atas sumber dan ganjaran
–       Kendali atas hukuman
–       Kendali atau informasi
–       Kendali ekologik
  1. Kekuasaan bersumber pada kepribadian
–      Keahlian atau keterampilan
–     Persahabatan atau kesetiaan
–      Kharisma
  1. Kekuasaan bersumber pada politik
–    Kendali atas proses pembuatan keputusan
–     Koalisi
–    Partisipasi
–   Institusional
  1. Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French & Raven
French dan Raven mendefinisikan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh; dan pengaruh berdasarkan pada pengubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi maupun dalam masyarakat terhadap orang lain. Konsep penting atas  dasar gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam), sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan yang direalisasikan. French dan Raven mengidentifikasikan lima sumber basis kekuasaan.
  • Kekuasaan Balas Jasa (reward power) Kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan.
  • Kekuasaan Paksaan (Coercive power) Kekuasaan yang bertipe paksaan ini, lebih memusatkan pandangan kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai ‘lisensi’ untuk menghukum dengan tugas-tugas yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji karyawan.
  • Kekuasaan Sah (Legitimate power) Kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam uraian yang lebih konkrit, seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya.
  • Kekuasaan Ahli (expert power) Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diri pada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan.
  • Kekuasaan Panutan (referent power) Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi.
Kesimpulan :
kekuasaan dapat mempengaruhi perilaku, kekuasaan banyak terjadi didalam masyarakat seperti bos di suatu perusahaan dengan karyawan. mandor dan kuli. pemilik toko dengan pegawainya. dan masih banyak lagi. hal-hal tersebut banyak menggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi perilaku orang lain. sehingga orang lain mengikuti dan merubah sikap dan sifat untuk menjadi seperti yang orang lain inginkan,
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan
Thoha, Miftah. 2003. Kepemimpinan dalam Suatu Manajemen: Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka

Sabtu, 17 Oktober 2015

Softskill psikologi manajemen

Psikologi Manajemen,Definisi Pengaruh,Kunci-Kunci Perubahan Perilaku

A. Mempengaruhi Perilaku

1. Definisi Pengaruh

Dampak sangat berhubungan erat dengan pengaruh. Bahkan tidak sedikit dari kita yang menganggap bahwa antara dampak dan pengaruh adalah sama. Sampai akhirnya beberapa ahli menguraikan keduanya berdasarkan pendapat apakah dampak dan pengaruh merupakan dua konsep yang berbeda atau salah satu diantaranya merupakan kosep pokok dan yang lainnya merupakan bentuk khususnya.

Berikut ini adalah defini pengaruh menurut para ahli :

    Wiryanto

Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.

    M. Suyanto (Amikom Yogyakarta)

Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.

    Uwe Becker

Pengaruh adalah kemampuan yang  terus berkembang yang berbeda dengan kekuasaaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

    Norman Barry

Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertemtu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekali pun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

    Albert R. Roberts & Gilbert

Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.

2. Kunci-Kunci Perubahan Perilaku

Keadaan yang buruk atau rusak merupakan persoalan yang sangat mempengeruhi masyarakat dalam segala aspek kehidupan sekaligus mengganggu segala bentuk aktivitas yang ada di masyarakat. Kemiskinan merupakan kondisi buruk dan satu-satunya persoalan yang sistematik. Karena, kemiskinan menjadikan munculnya perilaku kriminal yang tentu saja buruk. Sehingga perlu ada solusi sebagain bentuk perubahan masyarakat dari kondisi miskin yang tidak berdaya, menjadi berdaya. Dalam hal ini mereka akan memiliki potensi kritis dan gerak yang dapat menggulangi segala bentuk persoalan kemiskinan.

Secara definisi, masyarakat adalh kumpulan individu-individu yang salingberinteraksi dan memiliki komponen perubahan yang dapat mengikat satu individu dengan individu lain dengan perilakunya. Sedangkan perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari satu individu kepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adannya daya intelektual dan perbuatan.

Sebagai contoh, apakah Mandra yang berwajah ‘agraris’ lebih baik dibandingkan dengan Rano Karno? Bandingkan Mahatma Gandhi dari kaum miskin yang mengubah masyarakat India menuju perubahan, sedangkan Maria Eva & Yahya Zaini dari kaum kaya yang dulunya dikatakan representasi suara masyarakat dengan perbuatan tak senonohnya yang membahayakan masyarakat, terutama generasi muda.

Oleh karena itu, kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat. Maka, persoalan kemiskinan bisa berubah jika terjadi perubahan perilaku di dalam masyarakat.

Seperti yang disebutkan diatas personality itu sendiri, dan bentuk personality adalah perilaku. Perilaku dibentuk dari keterkaitan antara daya intelektual dan perbuatan. Artinya, bagaimana dia berpikir begitulah dia berbuat, dan sebaliknya. Daya intelektual adalah potensi alamiah manusia yang telah diberikan oleh Tuhan dengan maksud agar manusia dapat menjadi khalifah di muka bumi, sekaligus menjauhkan dirinya dari berperilaku seperti binatang. Daya intelektual ini bisa disebut dengan ‘idealisme’

Sementara itu, perbuatan adalah aktualisasi kecendrungan manusia terhadap apa yang dipikirkan. Perbuatan yang lahir tidak atas idealisme seseorang bukan merupakan cerminan perbuatan yang dimaksud. Sekali lagi, hal yang kita inginkan adalah perilaku yang tunggal, bukan ganda. Artinya, perbuatan terbentuk dari idealisme yang satu. Jika perbuatan terbentuk dari idealisme lain-lain berarti personality individu tersebut ‘gado-gado’ atau tidak jelas, bahkan lahir sosok skeptisisme (munafik). Daya intelektual disatukan dengan perbuatan akan melahirkan idealisme sejati.

Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.

3. Bagaimana mempengaruhi orang lain?

Sebenarnya dalam mempengaruhi pikiran orang lain tidaklah sulit dan tidaklah mudah, karena sebagian orang mungkin mudah kita pengaruhi namun sebagian lainnya sangat sulit juga untuk di pengaruhi. Kenapa sulit untuk mempengaruhinya? Karena kita tidak tahu atau belum tahu cara bagaimana untuk meyakinkan mereka agar bisa memiliki kesamaan dengan apa yang kita pikirkan.

Dalam hal ini ada beberapa keterangan dalam mempengeruhi pikiran orang lain

    Logical Argument (Logos)

Pendekatan berdasarkan logical argument merupakan penyampaian ajakan menggunakan argumentasi sebuah data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung oleh komponen data.

    Psychological Atau Emotional Argument (Pathos)

Pendekatan berdasarkan Psychological Atau Emotional Argument merupakan penyampaian pendekatan ajakan menggunakan efek emosi positif dan negatif. Misalnya saja dalam iklan yang menyenangkan, lucu dan maupun yang membuat kita berempati itu termasuk dalam menggunakan pendekatan Psychological Argument yang bersifat positif. Sedangkan iklan yang biasanya membuat kita muak, marah,  menjenuhkan,  itu termasuk pendekatan Psychological  Argument dengan efek emosi yang negatif.

    Argument Based On Credibility (Ethos)

Teknik pendekatan seperti ini biasanya merupakan ajakan atau arahan yang akan diikuti oleh komunikate atau audiens, karena komukiator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidang tersebut.  Seperti contoh saat kita berobat dan menuruti medis dari dokter, menuruti kemauan seorang pesulap, atau mematuhi perintah dari dosen untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Mengapa demikian karena hal ini semata-mata karena anda mempercayai kepakaran seseorang dala bidangnya.

B. Komunikasi

1. Definisi Komunikasi

Dalam kehidupan sehari hari comunication (komunikasi) adalah hal terpenting dalam mempererat tali silahturahmi. Dengan komunikasi juga kita dapat memahami orang lain. Dapat di simpilkan komunikasi adalah suatu interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain secara verbal atau non verbal.

Adapun beberapa definisi komunikasi menurut para ahli antara lain:

    Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss kommunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.

    Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson komunikasi adalah proses memahami dan berbagai makna.

    William I gordon kommunikasi adalah suatu interaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.

    Donald Byker dan Loren J. Anderson komunikasi adalah berbagai informasi antara dua orang atau lebih.

2. Dimensi Komunikasi

Dimensi Perspektif Komunikasi

    Komunikasi Sebagai Proses

Komunikasi dipandang sebagai proses yang dimaksudkan disini ialah suatu kegiatan yang berlagsung secara dinamis. Proses yang berarti unsur – unsur  yang ada di dalamnya bergerak aktif, dinamis, dan tidak statis.

    Komunikasi Sebagai Simbolik

Dalam semua konteks komunikasi dimana segala sesuatunya memerlukan dan menggunakan simbol. Simbol dapat di nyatakan dalam bentuk verbal maupun non verbal, dalam setiap daerah, lingkungan atau kumpulan tertentu simbol dapat berbeda – beda sesuai dengan tempat dimana digunakanya simbol tersebut. Karena setiap daerah memaknai simbol tersebut secara berbeda – beda. Meskipun hidup dalam satu bahasa yang sama (inggris), tetapi kita banyak yang berbeda dalam kerangka budaya (MacNamara 1966).

    Komunikasi Sebagai Sistem

Sistem, didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau unsur yang mendukung saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan saluran (Semprivivo 1982). Dengan kata lain sistem adalah seperangkat komponen – komponen serta unsur – unsur yang terhubung dan saling bergantung satu sama lainya serta tidak dapat terpisahkan. Jika salah satu komponen tidak dapat berfungsi secara baik maka sistem itu secara otomatis tidak dapat berjalan secara normal sebagaimana mestinya, ini berarti semua komponen selain harus berinteraksi juga harus dapat berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya. Jika dikaitkan dengan proses komunikasi dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu sistem yang dimana tercermin dari unsur – unsur yang mendukungnya sebagai suatu kesatuan antara komunikator, pesan, media, komunikan, dan timbal baliknya (feedback). Jadi, sebuah proses komunikasi tidak akan berlangsung dengan baik jika salah satu unsur didalamnya tidak dapat berfungsing dengan baik pula. Bayangkan jika komunikator, pesan dan komunikan berfungsi secara baik tetapi dalam prosesnya pesan yang disampaikan melalu media (chennel) yang tidak efektif maka tidak akan tersampaikannya pesan secara baik.

    Komunikasi Sebagai Aksi

Komunikasi selalu menggunakan simbol dalam berbagai macam konteksnya, selain itu tidak dapat dipungkiri dalam berbagai komunikasi tidak pernah terjadi tanpa aksi, apakah itu diucapkan , ditulis, maupun dilakukan dalam bentuk isyarat (non verbal), bahkan gerakan dalam bentuk diam pun merupakan aksi.

    Komunikasi Sebagai Aktifitas Sosial.

Komunikasi menjadi jembatan dalam menghubungkan antara kepentingan diri manusia sebagai individu dengan masyarakat disekelilingnya. Karena sudah menjadi sifat yang mendasar pada manusia yakni selalu berusaha untuk berhubungan dengan sesamanya, upaya ini dilakukan untuk menghilangkan keterasingan mereka dan juga untuk mengetahui apa yang sedang terjadi diluar dirinya. Apakah itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ataukan untuk kepentingan aktualisasi diri dalam membicarakan masalah – masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, seni dan teknologi.

    Komunikasi Sebagai  Multidimensional

Terdapat dua tingkatan yang dapat diidentifikasikan dalam perspektif multidimensional ini yakni dimensi isi dan dimensi hubungan. Kedua dimensi tersebut tidak dapat saling terpisahkan dimana dimensi isi menunjukkan pada kata, bahasa, pesan serta informasi yang terkandung didalamnya. Sementara itu dimensi hubungan merujuk pada bagaimana cara komunikator dalam menyampaikan pesanya kepada komunikan atau bagaimana peserta komunikasi berinteraksi.

Kesimpulan

Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadir. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.

Daftar Pustaka :

http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=1435&catid=2&

http://www.the-lovestory.com/2013/04/3-teknik-dasar-untuk-mempengaruhi.html

http://wisatapikiran.blogspot.com/2013/04/definisi-komunikasi-dan-menurut-para.html

tmhttp://natiazuriahms.blogspot.com/2013/05/dimensi-dimensi-perspektif-komunikasi.hl

Sabtu, 10 Oktober 2015

SOFTSKILL Psikologi Manajemen minggu 2

1. Definisi Pengaruh

Definisi dari pengaruh menurut Poerwordaminto (dalam Kurniawati), pengaruh berarti “daya yang ada atau timbul dari suatu lorong, benda atau sebagainya”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Menurut beberapa tokoh, antara lain:
a. Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
b. Menurut M. Suyanto
Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
c.  Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
d. Menurut Ertram Johannes Otto Schrieke
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

2. Kunci-Kunci Perubahan Perilaku

Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality ) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975) Karakteristik perubahan perilaku
a. Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang)
- Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang
b. Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
c. Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku
d. Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif
apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
e. Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
f. Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
g. Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.
3. Model mempengaruhi orang Lain
a. Logical Argument yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi sebuah data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung oleh komponen data.
b. Psychological atau
Emotional Argument yaitu pendekatan ajakan menggunakan efek emosi positif dan negatif. Misalnya saja dalam iklan yang menyenangkan, lucu dan maupun yang membuat kita berempati itu termasuk dalam menggunakan pendekatan Psychological Argument yang bersifat positif. Sedangkan iklan yang biasanya membuat kita muak, marah,  menjenuhkan,  itu termasuk pendekatan Psychological  Argument dengan efek emosi yang negatif.
c. Argument Based On
Credibility yaitu ajakan atau arahan yang akan diikuti oleh
comunnicate atau audiens, karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidang tersebut .

model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain dan Peranannya dalam Psikologi Manajemen
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;

1. Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2. Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3. Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.
(Sumber : http://www.psikologizone.com/cara-mempengaruhi-orang-lain/06511947 )
Ψ Wewenang dan Peranan Wewenang dalam Psikologi Manajemen
Wewenang merupakan kemampuan yang diterima untuk mengambil keputusan dan untuk mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak).
(Sumber : Clegg, Brian. 2006. Instant Motivation 79 Cara Instan Menumbuhkan Motivasi. Jakarta : Esensi)
1. Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
2. Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
(Sumber : http://rhamaugwisnu.blogspot.com/2013/01/wewenang-kekuasaan-dan-pengaruh_6203.html )

1. Definisi Kekuasaan
· Definisi Kekuasaan
Max Weber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannnya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
(Sumber : Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka)
· Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
French dan Raven (dalam Sarlito, 2005), menyusun sebuah kategorisasi sumber kekuasaan ditinjau dari hubungan anggota (target) dan pemimpin (agent)
Untuk lebih jelasnya mengenai kelima kategori tersebut, berikut penjabarannya

*Kekuasaan Imbalan atau Ganjaran (Insentif Power)
kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.

*Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman dapat berupa pembatalan pemberikan konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan bonus; maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak sampingan yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.

*Kekuasaan Resmi (Legitimate Power)
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer, mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan

*Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya.  Contohnya ; Pasien – pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah uang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakit

*Kekuasaan Rujukan (Referent Power) Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ; misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan – keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok. Dalam masa puncaknya, Bung Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, Panglima Besar ABRI, Presiden seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan berbagai gelar yang
(Sumber : Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka)

SOFTSKILL Psikologi Manajemen minggu 2

1. Definisi Pengaruh

Definisi dari pengaruh menurut Poerwordaminto (dalam Kurniawati), pengaruh berarti “daya yang ada atau timbul dari suatu lorong, benda atau sebagainya”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Menurut beberapa tokoh, antara lain:
a. Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
b. Menurut M. Suyanto
Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
c.  Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
d. Menurut Ertram Johannes Otto Schrieke
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya.

2. Kunci-Kunci Perubahan Perilaku

Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality ) baik. Personality tidak dibentuk dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan perubahan masyarakat.
Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang dapat mendidik manusia.
Perubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku mal adaptif (Fisher & Gochros, 1975) Karakteristik perubahan perilaku
a. Fokus kepada perilaku (prosedur perubahan perilaku dirancang untuk merubah perilaku bukan merubah karakter atau sifat seseorang)
- Perilaku yang dirubah disebut target perilaku meliputi perilaku yang berlebihan atau perilaku yang tidak/kurang dimiliki oleh orang
b. Prosedurnya didasarkan kepada prinsip-prinsip behavioral. Perubahan perilaku adalah penerapan prinsip-prinsip dasar yang awalnya berasal dari penelitian eksperimental dengan binatang dilaboratorium (Skiner, 1938).
c. Penekanannya kepada peristiwa-peristiwa didalam lingkungan. Perubahan perilaku meliputi asesmen dan perubahan peristiwa-peristiwa lingkungan yang mempunyai hubungan fungsional dengan perilaku
d. Treatment dilakukan oleh orang didalam kehidupan sehari-hari (Kazdin, 1994). Perubahan perilaku akan lebih efektif
apabila dikembangkan oleh orang-orang yang berada dilingkungan individu yang perilakunya menjadi target perubahan seperti guru, orangtua atau orang lain yang dilatih tentang perubahan perilaku
e. Pengukuran perubahan perilaku. Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilakukan untuk melihat perubahan perilaku. Asesmen terus dilakukan setelah intervensi untuk melihat apakah perubahan perilaku yang sudah terjadi dapat terjaga.
f. Mengabaikan peristiwa-peristiwa masa lalu sebagai penyebab perilaku. Penekanan perubahan perilaku kepada peristiwa-peristiwa lingkungan saat ini yang menjadi penyebab perilaku sebagai dasar pemilihan intervensi perubahan perilaku yang tepat.
g. Menolak hipotetis yang mendasari penyebab perilaku. Skiner (1974) menjelaskan bahwa dugaan terhadap penyebab yang mendasari perilaku tidak pernah dapat diukur atau dimanipulasi untuk menunjukkan hubungan fungsional perilaku.
3. Model mempengaruhi orang Lain
a. Logical Argument yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi sebuah data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung oleh komponen data.
b. Psychological atau
Emotional Argument yaitu pendekatan ajakan menggunakan efek emosi positif dan negatif. Misalnya saja dalam iklan yang menyenangkan, lucu dan maupun yang membuat kita berempati itu termasuk dalam menggunakan pendekatan Psychological Argument yang bersifat positif. Sedangkan iklan yang biasanya membuat kita muak, marah,  menjenuhkan,  itu termasuk pendekatan Psychological  Argument dengan efek emosi yang negatif.
c. Argument Based On
Credibility yaitu ajakan atau arahan yang akan diikuti oleh
comunnicate atau audiens, karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidang tersebut .

model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain dan Peranannya dalam Psikologi Manajemen
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;

1. Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2. Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3. Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.
(Sumber : http://www.psikologizone.com/cara-mempengaruhi-orang-lain/06511947 )
Ψ Wewenang dan Peranan Wewenang dalam Psikologi Manajemen
Wewenang merupakan kemampuan yang diterima untuk mengambil keputusan dan untuk mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak).
(Sumber : Clegg, Brian. 2006. Instant Motivation 79 Cara Instan Menumbuhkan Motivasi. Jakarta : Esensi)
1. Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
2. Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
(Sumber : http://rhamaugwisnu.blogspot.com/2013/01/wewenang-kekuasaan-dan-pengaruh_6203.html )

1. Definisi Kekuasaan
· Definisi Kekuasaan
Max Weber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannnya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
(Sumber : Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka)
· Sumber-sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
French dan Raven (dalam Sarlito, 2005), menyusun sebuah kategorisasi sumber kekuasaan ditinjau dari hubungan anggota (target) dan pemimpin (agent)
Untuk lebih jelasnya mengenai kelima kategori tersebut, berikut penjabarannya

*Kekuasaan Imbalan atau Ganjaran (Insentif Power)
kemampuan seseorang untuk memberikan imbalan kepada orang lain (pengikutnya) karena kepatuhan mereka. Kekuasaan imbalan digunakan untuk mendukung kekuasaan legitimasi. Jika seseorang memandang bahwa imbalan, baik imbalan ekstrinsik maupun imbalan intrinsik, yang ditawarkan seseorang atau organisasi yang mungkin sekali akan diterimanya, mereka akan tanggap terhadap perintah. Penggunaan kekuasaan imbalan ini amat erat sekali kaitannya dengan teknik memodifikasi perilaku dengan menggunakan imbalan sebagai faktor pengaruh.

*Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi perilaku, menghukum perilaku yang tidak baik/merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para manajer menggunakan kekuasaan jenis ini agar para pengikutnya patuh pada perintah karena takut pada konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterimanya. Jenis hukuman dapat berupa pembatalan pemberikan konsekwensi tindakan yang menyenangkan; misalnya pembatalan promosi, pembatalan bonus; maupun pelaksanaan hukuman seperti skors, PHK, potong gaji, teguran di muka umum, dan sebagainya. Meskipun hukuman mungkin mengakibatkan dampak sampingan yang tidak diharapkan, misalnya perasaan dendam, tetapi hukuman adalah bentuk kekuasaan paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh kepatuhan atau memperbaiki prestasi yang tidak produktif dalam organisasi.

*Kekuasaan Resmi (Legitimate Power)
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer, mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan

*Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya.  Contohnya ; Pasien – pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah uang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakit

*Kekuasaan Rujukan (Referent Power) Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ; misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan – keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata). Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok. Dalam masa puncaknya, Bung Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, Panglima Besar ABRI, Presiden seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan berbagai gelar yang
(Sumber : Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka)

Jumat, 02 Oktober 2015

SOFTSKILL PSIKOLOGI MANAJEMEN minggu 1

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
Manajemen secara etimoligis yaitu menegement yang artinya seni mengatur dan melaksanakan. Kata manajemen sering digunakan dalam sehari-hari kita dan sangat membantu dalam mengerjakan sesuatu. Tentunya peran manajemen sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari yang diperuntukkan untuk mengatur segala pekerjaan, manajemen ini berfungsi agar segala pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik secara tersistematis. Hal inilah yang membuat para ahli memberikan pengertian manajemen. Nah, disini ada beberapa pengertian manajemen menurut para ahli, berikut informasi tentang pengertian manajemen menurut para ahli atau pakar:
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
1. Menurut Drs. Oey Liang Lee mengartikan manajemen adalah ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari manusia untuk menentukan capaian tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan.
2. Pengertian manajemen menurut James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan yang ditetapkan.
3. Pengertian manajemen menurut R. Terry adalah suatu proses khas terdiri tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan yang dilakukan dalam menentukan serta mencapai target yang sudah ditetapkan lewat pemanfaatan sumberdaya manusia dan lainnya.
4. Pengertian manajemen menurut Lawrence A. Appley adalah suatu seni untuk mencapai tujuan tertentu lewat usaha yang dilakukan oleh orang lain
5. Pengertian manajemen menurut Horold Koont dan Cyril O’Donnel adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan lewat kegiatan orang lain.

Sumber: www.informasiana.com

Secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik, diantaranya adalah:

Sebuah proses atau seri da yang berkelanjutan dan berhubungan.
Melibatkan dan ber mendapatkan tujuan organisasi.
Mendapatkan berkerja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber dimiliki si organisasi.
Ditinjau dari segi fungsinya, manajemen memiliki 4 fungsi dasar manajemen yang menggambarkan proses manajemen, semuanya terangkum sebagai berikut:
Perencanaan
Perencanaan melibatkan urusan memilih tugas yang harus di lakukan untuk mempertahankan tujuan organisasi, menjelaskan bagaimana tugas harus dilaksanakan, dan memberi indikasi kapan harus dikerjakan.
Aktivitas perencanaan memfokuskan pada mempertahankan tujuan. Para manajer menegaskan secara jelas apa yang organisasi harus lakukan agar berhasil. Perencanaan fokus terhadap kesuksesan dari organisasi dalam jangka waktu pendek dan juga jangan panjang.
Pengorganisasian
Pengorganisasian yakni memberi tugas sebagai hasil dari tahapan perencanaan, tugas tersebut di berikan kepada beragam individu atau grup didalam organisasi. Mengorganisir adalah untuk menciptakan mekanisme untuk menjalankan rencana.
Pengaruh
Pengaruh merupakan sebuah motivasi, kepemimpinan atau arah. Pengaruh dapat di definisikan sebagai bimbingan dari aktivitas dari anggota organisasi dalam arah yang dapat membantu organisasi lebih terarah untuk mencapai hasil atau target.
Pengendalian
Pengendalian merupakan sejumlah peranan yang dimainkan oleh para manajer:
1. Mengumpulkan informasi untuk mengukur performa.
2. Membandingkan performa masa kini dengan sebelumnya.
3. Menentukan aksi selanjutnya dari rencana dan melakukan modifikasi untuk menuai parameter performa diharapakan.

KEPEMIMPINAN

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan
manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
leadership dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Leadership tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa
leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist ) cenderung memandang
leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

SUMBER : www.bacaanpsikologi.com

dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa Psikologi Manajemen dapat mengantarkan setiap mahasiwa untuk menjadi pemimpin yang baik, baik secara formal maupun non formal. Setiap individu diharuskan memiliki manajemen yang baik dalam bidang apa pun, dan harus memiliki rencana dan pengaruh yang dapat membangun suatu organisasi dengan baik. Setiap orang harus memiliki sifat kepemimpinan agar bisa memanage diri nya sendiri serta organisasi yang akan dibangun nanti nya.

Selasa, 02 Juni 2015

Self directed changes

Manusia yang ingin berubah hendaknya mengevaluasi tentang kehidupannya sendiri, baik dari kegagalan, keterpurukan dan sebagainya. Banyak hal yang bisa membuat manusia untuk berubah salah satunya adalah dari masalah, masalah yang terkadang menghingapi manusia adalah pada dasarnya merupakan jaalan untuk manusia berubah. Ketika dihadapkan pada suatu masalah manusia akan mempergunakan segala hal yang mereka punya. Kognitif, emosi, perasaan, dan fisik akan manusia gunakan untuk bisa mengatasi masalahnya.
Meningkatkan kontrol diri merupakan suatu upaya untuk merubah suatu kepribadian kita menjadi yang lebih baik. Dalam perkembangan kontrol diri atau meningkatkan kontrol diri beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol diri sudah mencapai akhir. Menurut Block (1971) adalah pelopor pendekatan tipologis. Penelitian tipologis mencoba untuk melengkapi dan memperluas penelitian trait.
Menggunakan berbagai teknik, yaitu ego-resilient (ego-ulet), control berlebihan (overcontrolled), dan kekurangan kontrol (undercontrolled). Orang-orang dari ketiga jenis ini berbeda dalam hal ego-resiliency, atau adaptabilitas dalam keadaan strees, dan kontrol diri. Orang-orang yang memiliki ego-resiliency beradaptasi dengan baik, percaya diri, mandiri, penuh perhatian, sangat membantu, dan fokus terhadap tugas. Orang-orang dengan control berlebihan adalah mereka yang pemalu, pendiam, pencemas, dan bergantung pada orang lain. mereka cenderung menyembunyikan pikiran mereka dan menarik diri dari konflik, dan mereka sangat besar kemungkinan menjadi korban depresi. Orang-orang kekurangan control bersifat aktif, berenergi, impulsif, keras kepala, dan mudah terganggu. Jenis kepribadian ini atau yang serupa tampaknya terdapat pada kedua jenis kelamin di seluruh kelompok budaya atau suku bangsa dan cenderung pada remaja.
Temuan yang cenderung mendukung kesinambungan sikap dan tingkah laku tidak berarti bahwa kepribadian tidak berubah, atau bahwa orang-orang tertentu terjebak gagal menyesuaikan diri. Pada seseorang yang kekurangan kontrol dapat tumbuh rukun dengan orang lain pada masa dewasa awal bila mereka menemukan tempat dimana energi dan spontanitas mereka dianggap sebagai nilai tambah.
Self directed changes bisa didefinisikan sebagai perubahan diri ke arah yang lebih baik dari keadaan yang buruk ke keadaan yang akan membuat kita merasa lebih baik dan nyaman. Jika kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri. Perubahan yang baik ialah perubahan yang akan berdampak positif bagi pelakunya maupun orang-orang sekitarnya
Lalu bagaimana self directed changes itu dapat dilakukan? Inilah caranya:
1. Perlu memunculkan perasaan tidak puas terhadap kondisi saat ini (actual)
yaitu perlu memunculkan perasaan tidak puas terhadap kondisi saat ini(aktual), maksudnya ialah jika kita merasa puas dengan yang terjadi pada diri kita hari ini maka kita cenderung tidak termotivasi untuk berubah, sebaliknya jika kita merasa tidak puas dengan yang terjadi pada diri kita hari ini maka kita akan mengevaluasi diri kita dan bukan tak mungkin untuk kita berubah ke arah kebaikan yang dirasa akan dirasa memuaskan.
2. Perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang kondisi yang kita inginkan (ideal)
yaitu perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang kondisi yang kita inginkan(ideal), maksudnya ialah kita memerlukan masa depan yang kita inginkan dan itu sangat cocok atau ideal untuk kita, dengan begitu kita termotivasi meraihnya dan termotivasi dalam melakukan perubahan agar hal itu bisa terealisasikan.
3. Perlu mempunyai konsep yang jelas tentang apa yang bisa kita lakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (Action Step)
yaitu perlu mempunyai konsep yang jelas tentang apa yang bisa kita lakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal, maksudnya disini ialah dalam meraih sesuatu dalam melakukan perubahan dan dalam melakukan pergerakan dibutuhkan konsep yang jelas agar perubahan itu terskema dan tertata dengan rapi.
Menetapkan suatu tujuan dalam hidup biasanya dengan cara memberikan suatu tujuan jangka panjang dan motivasi. Dengan menyusun suatu tujuan secara teratur, maka anda membuat keputusan mengenai apa yang anda ingin capai. Menyusun tujuan adalah suatu proses yang sudah ditetapkan dan diketahui untuk suatu perencanaan pribadi. Mungkin menentukan tujuan sendiri jauh lebih sulit tetapi jadilah pribadi anda sendiri. Meskipun banyak yang membujuk anda untuk melakukan hal yang sebaliknya. Penentuan tujuan anda oleh anda sendiri dan usaha keras untuk mencapainya merupakan suatu langkah utama menujuh kebebasan pribadi dan kehidupan yang berarti. Selanjutnya, pencacatan perilaku biasanya kita kerap kali mendefinisikan perilaku seseorang. Biasanya dari tingkah laku, cara bicara, berpakaian. Dengan cara begitu saja kita dapat tarik kesimpulan bagaimana kepribadian seseorang itu bagaimana tanpa kita harus Tanya langsung pada orang tersebut.
Menyaring anteseden perilaku disini merupakan suatu perubahan yang signifikan, mungkin dari yang buruk sampai yang baik dengan melalui proses step by step. Agar terlihat perubahan perilaku seseorang. Mungkin ini biasanya terlihat pada anak yang malas belajar, lalu orang tuanya menyarankan sang anak untuk belajar dan setelah itu orang tua akan memberikan hadiah agar anak tersebut mau belajar. Walaupun anak tersebut sulit untuk di suruh belajar. Tapi dengan berlahan anak tersebut terbiasa dengan belajar tanpa harus di iming-imingkan hadiah. Lalu menyusun konsekuensi yang efektif untuk merubah kepribadian diri seseorang dan disini menurut Frankl, adalah :
1. Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri,
2. Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka,
3. Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka,
4. Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri.
Jadi bagaimana pun kita harus terima konsekuensi yang kita akan dapatkan, karna bagaimanapun ini merupaka kemauan kita tanpa ada paksaan sedikit pun dari orang lain. Menerapkan perencanaan intervensi, biasanya kita membuat suatu planning untuk merubah perilaku kita yang lebih baik atau menarik dan menerapkan perencanaan tersebut agar individu lebih baik. Seperti :
1. Awali dan akhiri hari dengan senyuman.
Þ Walaupun buruknya hari anda dilalui, usahakan tetap tersenyum.
2. Kuasai emosi dan control diri
Þ Orang lain menilai anda dari ekspresi wajah yang anda tampilkan. Saat anda marah atau tertekan, usahakan agar mimik wajah anda netral.
3. Jaga jalinan komunikasi
Þ Apa pun situasinya buatlah keadaan menjadi lebih menyenangkan dengan berbagai serta berkomunikasi dengan sahabat atau teman kerja anda.
4. Rasakan perasaan orang lain
Þ Sebelum anda mengekspresikan perasaan kesal anda pada orang lain, pikiran rasanya bila ada orang lain yang melakukan hal itu pada anda.
5. Ceriakan hari dengan tawa
Þ Seberat apa pun hari yang anda lalui, cobalah untuk selalu memiliki sense of humor.
Berbicara tentang perubahan dengan kata lain kita juga akan berbicara tentang motivasi kita untuk berubah. Jika kita berubah dibutuhkan pula motivasi agar perubahan itu baik. Salah satu halnya adalah motivasi diri, motivasi jenis ini ialah motivasi yang cenderung permanen dan tak mudah diganggu lingkungan sekitar. Motivasi ini berasal dari diri sendiri.Ketika manusia mengalami kegagalan di saat itulah manusia butuh untuk memotivasi dirinya sendiri agar bisa bangkit dari kegagalan. Orang yang sudah mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi cenderung akan merasa tidak puas dengan apa yang di dapat di hari kemarin dan akan berusaha memperoleh rasa puas di hari berikutnya.
Berikut adalah tahap-tahap dari perubahan pribadi:
1. Meningkatkan Kendali Diri
Dengan meningkatkan kendali diri kita akan tersadar akan diri kita. Pengendalian ini penting agar kita bisa mengontrol tentang perubahan yang kita lakukan. Apakah sudah sesuai atau tidak?
2. Menetapkan Tujuan
Jika seorang pemain sepakbola pandai mengocek bola, pandai melewati hadangan pemain lain, tetapi tidak ada gawang atau dalam hal ini tujuan, akankah para pemain akan termotivasi untuk bermain apik?Tentu tidak. Itulah pentingnya tujuan, buatlah tujuan yang serealistis mungkin agar engkau termotivasi untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
3. Pencatatan Perilaku
Dibutuhkan juga evaluasi terhadap kehidupan kita, terhadap perilaku kita menyadari apakah kita berubah ke arah kebaikan atau sebaliknya ke arah keburukan?
4. Menyaring Anteseden Perilaku
Menyaring informasi dalam ingatan kita untuk berprilaku.
5. Menyusun Konsekuensi yang Efektif
Di dalam melakukan kegiatan apapun hendaknya kita menjadikan itu agar akibat yang terbentuk adalah akibat yang baik atau efektif berlaku juga dalam melakukan perubahan diri
6. Menerapkan Perencanaan Pencana Intervensi
Setiap hal haruslah direncanakan terlebih dahulu agar bisa lebih matang dan berakibat positif bagi kita termasuk dalam hal perubahan
7. Evaluasi
Setiap pekerjaan atau setiap hal yang kita lakukan perlu adanya upaya evaluasi agar kita bisa mengetahui apa yang membuat gagal, apa yang sudah tercapai dan apa yang yang harus dilakukan.
Sebelum kita mengomentari kepribadian seseorang, kita harus evaluasi diri kita sendiri. Apakah diri kita telah berubah atau tidak. Maka dari itu kita harus evaluasi dengan baik. Tanpa harus menyindir orang lain. Terkadang kita mengomentari orang lain tanpa melihat pribadi kita sendiri yang belum berubah. Maka dari itu kita harus evaluasi diri kita dahulu.
Referensi :
Prabowo, Hendro & Riyanti, B. P Dwi. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Gunadarma
https://books.google.co.id/books?id=wfUNoM3UgV0C&pg=PA44&lpg=PA44&dq=teori+self-directed+change&source=bl&ots=CcKxX-S5E7&sig=rNQndl1O9goEFNPtjTB2ae0TW70&hl=id&sa=X&ei=0LpeVbDdJs2MuASUl4HwBQ&ved=0CFMQ6AEwCQ