Selasa, 02 Juni 2015

Self directed changes

Manusia yang ingin berubah hendaknya mengevaluasi tentang kehidupannya sendiri, baik dari kegagalan, keterpurukan dan sebagainya. Banyak hal yang bisa membuat manusia untuk berubah salah satunya adalah dari masalah, masalah yang terkadang menghingapi manusia adalah pada dasarnya merupakan jaalan untuk manusia berubah. Ketika dihadapkan pada suatu masalah manusia akan mempergunakan segala hal yang mereka punya. Kognitif, emosi, perasaan, dan fisik akan manusia gunakan untuk bisa mengatasi masalahnya.
Meningkatkan kontrol diri merupakan suatu upaya untuk merubah suatu kepribadian kita menjadi yang lebih baik. Dalam perkembangan kontrol diri atau meningkatkan kontrol diri beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol diri sudah mencapai akhir. Menurut Block (1971) adalah pelopor pendekatan tipologis. Penelitian tipologis mencoba untuk melengkapi dan memperluas penelitian trait.
Menggunakan berbagai teknik, yaitu ego-resilient (ego-ulet), control berlebihan (overcontrolled), dan kekurangan kontrol (undercontrolled). Orang-orang dari ketiga jenis ini berbeda dalam hal ego-resiliency, atau adaptabilitas dalam keadaan strees, dan kontrol diri. Orang-orang yang memiliki ego-resiliency beradaptasi dengan baik, percaya diri, mandiri, penuh perhatian, sangat membantu, dan fokus terhadap tugas. Orang-orang dengan control berlebihan adalah mereka yang pemalu, pendiam, pencemas, dan bergantung pada orang lain. mereka cenderung menyembunyikan pikiran mereka dan menarik diri dari konflik, dan mereka sangat besar kemungkinan menjadi korban depresi. Orang-orang kekurangan control bersifat aktif, berenergi, impulsif, keras kepala, dan mudah terganggu. Jenis kepribadian ini atau yang serupa tampaknya terdapat pada kedua jenis kelamin di seluruh kelompok budaya atau suku bangsa dan cenderung pada remaja.
Temuan yang cenderung mendukung kesinambungan sikap dan tingkah laku tidak berarti bahwa kepribadian tidak berubah, atau bahwa orang-orang tertentu terjebak gagal menyesuaikan diri. Pada seseorang yang kekurangan kontrol dapat tumbuh rukun dengan orang lain pada masa dewasa awal bila mereka menemukan tempat dimana energi dan spontanitas mereka dianggap sebagai nilai tambah.
Self directed changes bisa didefinisikan sebagai perubahan diri ke arah yang lebih baik dari keadaan yang buruk ke keadaan yang akan membuat kita merasa lebih baik dan nyaman. Jika kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorongan untuk mengubah diri. Perubahan yang baik ialah perubahan yang akan berdampak positif bagi pelakunya maupun orang-orang sekitarnya
Lalu bagaimana self directed changes itu dapat dilakukan? Inilah caranya:
1. Perlu memunculkan perasaan tidak puas terhadap kondisi saat ini (actual)
yaitu perlu memunculkan perasaan tidak puas terhadap kondisi saat ini(aktual), maksudnya ialah jika kita merasa puas dengan yang terjadi pada diri kita hari ini maka kita cenderung tidak termotivasi untuk berubah, sebaliknya jika kita merasa tidak puas dengan yang terjadi pada diri kita hari ini maka kita akan mengevaluasi diri kita dan bukan tak mungkin untuk kita berubah ke arah kebaikan yang dirasa akan dirasa memuaskan.
2. Perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang kondisi yang kita inginkan (ideal)
yaitu perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang kondisi yang kita inginkan(ideal), maksudnya ialah kita memerlukan masa depan yang kita inginkan dan itu sangat cocok atau ideal untuk kita, dengan begitu kita termotivasi meraihnya dan termotivasi dalam melakukan perubahan agar hal itu bisa terealisasikan.
3. Perlu mempunyai konsep yang jelas tentang apa yang bisa kita lakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (Action Step)
yaitu perlu mempunyai konsep yang jelas tentang apa yang bisa kita lakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal, maksudnya disini ialah dalam meraih sesuatu dalam melakukan perubahan dan dalam melakukan pergerakan dibutuhkan konsep yang jelas agar perubahan itu terskema dan tertata dengan rapi.
Menetapkan suatu tujuan dalam hidup biasanya dengan cara memberikan suatu tujuan jangka panjang dan motivasi. Dengan menyusun suatu tujuan secara teratur, maka anda membuat keputusan mengenai apa yang anda ingin capai. Menyusun tujuan adalah suatu proses yang sudah ditetapkan dan diketahui untuk suatu perencanaan pribadi. Mungkin menentukan tujuan sendiri jauh lebih sulit tetapi jadilah pribadi anda sendiri. Meskipun banyak yang membujuk anda untuk melakukan hal yang sebaliknya. Penentuan tujuan anda oleh anda sendiri dan usaha keras untuk mencapainya merupakan suatu langkah utama menujuh kebebasan pribadi dan kehidupan yang berarti. Selanjutnya, pencacatan perilaku biasanya kita kerap kali mendefinisikan perilaku seseorang. Biasanya dari tingkah laku, cara bicara, berpakaian. Dengan cara begitu saja kita dapat tarik kesimpulan bagaimana kepribadian seseorang itu bagaimana tanpa kita harus Tanya langsung pada orang tersebut.
Menyaring anteseden perilaku disini merupakan suatu perubahan yang signifikan, mungkin dari yang buruk sampai yang baik dengan melalui proses step by step. Agar terlihat perubahan perilaku seseorang. Mungkin ini biasanya terlihat pada anak yang malas belajar, lalu orang tuanya menyarankan sang anak untuk belajar dan setelah itu orang tua akan memberikan hadiah agar anak tersebut mau belajar. Walaupun anak tersebut sulit untuk di suruh belajar. Tapi dengan berlahan anak tersebut terbiasa dengan belajar tanpa harus di iming-imingkan hadiah. Lalu menyusun konsekuensi yang efektif untuk merubah kepribadian diri seseorang dan disini menurut Frankl, adalah :
1. Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri,
2. Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka,
3. Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka,
4. Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri.
Jadi bagaimana pun kita harus terima konsekuensi yang kita akan dapatkan, karna bagaimanapun ini merupaka kemauan kita tanpa ada paksaan sedikit pun dari orang lain. Menerapkan perencanaan intervensi, biasanya kita membuat suatu planning untuk merubah perilaku kita yang lebih baik atau menarik dan menerapkan perencanaan tersebut agar individu lebih baik. Seperti :
1. Awali dan akhiri hari dengan senyuman.
Þ Walaupun buruknya hari anda dilalui, usahakan tetap tersenyum.
2. Kuasai emosi dan control diri
Þ Orang lain menilai anda dari ekspresi wajah yang anda tampilkan. Saat anda marah atau tertekan, usahakan agar mimik wajah anda netral.
3. Jaga jalinan komunikasi
Þ Apa pun situasinya buatlah keadaan menjadi lebih menyenangkan dengan berbagai serta berkomunikasi dengan sahabat atau teman kerja anda.
4. Rasakan perasaan orang lain
Þ Sebelum anda mengekspresikan perasaan kesal anda pada orang lain, pikiran rasanya bila ada orang lain yang melakukan hal itu pada anda.
5. Ceriakan hari dengan tawa
Þ Seberat apa pun hari yang anda lalui, cobalah untuk selalu memiliki sense of humor.
Berbicara tentang perubahan dengan kata lain kita juga akan berbicara tentang motivasi kita untuk berubah. Jika kita berubah dibutuhkan pula motivasi agar perubahan itu baik. Salah satu halnya adalah motivasi diri, motivasi jenis ini ialah motivasi yang cenderung permanen dan tak mudah diganggu lingkungan sekitar. Motivasi ini berasal dari diri sendiri.Ketika manusia mengalami kegagalan di saat itulah manusia butuh untuk memotivasi dirinya sendiri agar bisa bangkit dari kegagalan. Orang yang sudah mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi cenderung akan merasa tidak puas dengan apa yang di dapat di hari kemarin dan akan berusaha memperoleh rasa puas di hari berikutnya.
Berikut adalah tahap-tahap dari perubahan pribadi:
1. Meningkatkan Kendali Diri
Dengan meningkatkan kendali diri kita akan tersadar akan diri kita. Pengendalian ini penting agar kita bisa mengontrol tentang perubahan yang kita lakukan. Apakah sudah sesuai atau tidak?
2. Menetapkan Tujuan
Jika seorang pemain sepakbola pandai mengocek bola, pandai melewati hadangan pemain lain, tetapi tidak ada gawang atau dalam hal ini tujuan, akankah para pemain akan termotivasi untuk bermain apik?Tentu tidak. Itulah pentingnya tujuan, buatlah tujuan yang serealistis mungkin agar engkau termotivasi untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
3. Pencatatan Perilaku
Dibutuhkan juga evaluasi terhadap kehidupan kita, terhadap perilaku kita menyadari apakah kita berubah ke arah kebaikan atau sebaliknya ke arah keburukan?
4. Menyaring Anteseden Perilaku
Menyaring informasi dalam ingatan kita untuk berprilaku.
5. Menyusun Konsekuensi yang Efektif
Di dalam melakukan kegiatan apapun hendaknya kita menjadikan itu agar akibat yang terbentuk adalah akibat yang baik atau efektif berlaku juga dalam melakukan perubahan diri
6. Menerapkan Perencanaan Pencana Intervensi
Setiap hal haruslah direncanakan terlebih dahulu agar bisa lebih matang dan berakibat positif bagi kita termasuk dalam hal perubahan
7. Evaluasi
Setiap pekerjaan atau setiap hal yang kita lakukan perlu adanya upaya evaluasi agar kita bisa mengetahui apa yang membuat gagal, apa yang sudah tercapai dan apa yang yang harus dilakukan.
Sebelum kita mengomentari kepribadian seseorang, kita harus evaluasi diri kita sendiri. Apakah diri kita telah berubah atau tidak. Maka dari itu kita harus evaluasi dengan baik. Tanpa harus menyindir orang lain. Terkadang kita mengomentari orang lain tanpa melihat pribadi kita sendiri yang belum berubah. Maka dari itu kita harus evaluasi diri kita dahulu.
Referensi :
Prabowo, Hendro & Riyanti, B. P Dwi. 1998. Psikologi Umum 2. Jakarta: Gunadarma
https://books.google.co.id/books?id=wfUNoM3UgV0C&pg=PA44&lpg=PA44&dq=teori+self-directed+change&source=bl&ots=CcKxX-S5E7&sig=rNQndl1O9goEFNPtjTB2ae0TW70&hl=id&sa=X&ei=0LpeVbDdJs2MuASUl4HwBQ&ved=0CFMQ6AEwCQ