Selasa, 26 Mei 2015

Pekerjaan dan waktu luang

pekerjaan dan waktu luang

KERJA DAN WAKTU LUANG

Kebanyakan dari kita menghabiskan 40th hidup kita untuk bekerja. Tapi bagaimana perasaan kita terhadap pekerjaan kita. Bagaimana pekerjaan mempengaruhi kita?

Setelah mengajuka penawaran tersebut kepada orang-orang di seluruh negeri.  Studs Terket menyimpulkan bahwa “suatu yang kita sebut biasa iu mempengaruhi nilai pribadi seseorang-atau lebih sering kekurang dalam pekerjaan yang mereka lakukan baik atau buruk, itu tampak seperti pekerjaan bagian pusat dari kehidupan kita dan membantu kita memutuskan apa perasaan kita sendiri.

Bab ini memeriksa beberapa perubahaan sikap terhadap pekerjaan. Proses dalam memilih sebuah pekerjaan dan yang terpenting dalam menemukan pekerjaan yang cocok dengan minat dan bakat. Kepuasan kerja menuntut perempuan untuk bekerja dan pengaruh dari pekerjaan itu sendiri sama pentingnya dengan waktu luang.

MENGUBAH SIKAP TERHADAP PEKERJAAN

Bagi Para pengemuka agama terdahulu, bekerja tidak hanya penting untuk bertahan hidup tapi juga sebuah kebijakan tersendiri untuk melanjutkan pembentukan sikap kita. Etika bekerja orang Amerika ini juga tertanam sangat dalam pada nilai kebudayaan yang kita ambil sebagai jaminan. Kebanyakan dari tema pokok pada etika pekerjaan adalah seperti yang digambarkan yang lebih awal dikenal oleh Daniel Yankelovich. Satu-satunya gagasan yang menjadikan seorang “Penyedia yang baik” adalah karakteristik yang paling penting sebagai “pria sejati”. Tema lain yaitu hidup “ berdiri dengan kedua kaki kita sendiri”. Bekerja mendatangkan uang, kebebasan dan kecemasan. Tema yang lain adalah kerja keras menuntun kepada keberhasilan dengan imbalam memiliki rumah kita sendiri. Membangun sebuah keluarga dan menikmati setiap hal yang indah di hidup kita. Ada juga tema tentang kehormatan diri sendiri. Kita masih merasakan penilaian pribadi kita terhubung dengan apa yang kita capai di dunia pekerjaan. Untuk bekerja pada sesuatu dan melakukannya dengan baik membuat kita merasa nyaman dengan diri kita sendiri.

Pada waktu yang bersamaan sikap orang terhadap pekerjaan berubah. Masyarakan setuap hari berharap banyak dari pekerjaan mereka daripada menjalani hidup yang sederhana. Pada kasus hirarki kebutuhan Abraham Maslow, bekerja adalah kebutuhan dasar manusia. Seperti pekerjaan yang aman. Gaji yang memuaskan dan keamanan da;am bekerja. Mereka menjadi lebih sadar akah kebutuhan yang lebih tinggi sebagai resiko. Kita memberih perhatian lebih kepada kepuasaan psikologis dalam pekerjaan, khususnya pekerjaan yang menarik dan terpenuhi.

Penurunan nilai pada pekerjaan

Sebuah kesalahan menyimpulkan bahwa etika pekerjaan jaman dulu sudah benar2 mati. Seperti yang terlihat pada survey psikologi hari ini terhadap sikap bekerja. Penemuan dalam pembelajaran yang penting khusunya mayoritas responden muda ( 2/3 dibawah 34th) dan mahasiswa dan setengahnya adalah wanita. Hasil menunjukan bahwa lebih dari ½ dari mereka merasa bahwa kerja keras membuat anda menjadi orang yang lebih baik. Lebih dari ¾ dari mereka menyatakan bahwa orang yang mampu bekerja tapi memilih untuk tidak menyerap di masyarakat.

Pada waktu bersamaan, perbandingan awal dengan akhir survey menunjukan perubahan yang sifnifikan pada sikap orang terhadap pekerjaan. Satu perubahan yang paling penting sudah terjadi pada sejumlah mahasiswa yang percaya “kerja keras pasti akan terbayar”.

Pada pertengahan 1960-an, Yankelovich menemukan bahwa 72 persen mahasiswa setuju dengan pendapat ini. Tapi pada awal 1970-an, angka tersebut turun setengah. Hanya dengan 40% setuju dengan pernyataan tersebut. Sadar bahwa mahasiswa tidak selalu mencerminkan pendapat dari masyarakat secara umum. Yankelovich juga menghubungkan survey dengan penemuannya yang menunjukan perubahan kearah yang sama, tapi dengan sedikit perubahan yang drastic. Sedangkan pada akhir 1960-1970-an hanya 43 persen minoritas yang merasa seperti itu (Yankelovich,1981).

Suatu respon menunjukan perubahan yang signifikan pada sikap orang Amerika terhadap pekerjaan. Beberapa orang udah mengalami dis-ilusi dengan kerja dan kesempatan mereke berbagi hadiah. Baik mayoritas orang-orang. Khususnya orang-orang yang berpendidikan di muka umum dan anak muda tertentu. Mereka masih percaya bisa meraih kesuksesaan jika mereka bekerja keras seperti peraturan dahulu. Walaupun mereka lebih memilih bertanya dibanding peraturan lama yang membosankan. Bahkan lebih signifkan. Walaupun, perubahan yang diinginkan oleh orang-orang pada pekerjaan mereka. Sepertinya banyak pekerja baik muda dan tua sekarang mencari kepuasan psikologi pada pekerjaan mereka (Yankelovich,1981)

Apa yang orang cari pada pekerjaan?

Kalian mungki berkata bahwa apa yang orang cari pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan ada beberapa fakta mengenai ini. Tapi  Daniel Yankelovich menemukan sebuah consensus yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap para pekerja termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua frekuensi tertinggi memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan kerja yang ramah tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat dari pada pekerja. Diikuti dengan 2 tambahan jawaban dalam melakukan pekerjaan yang berarti disebut sebagai “kesempatan untuk menggunakan pikiran anda” dan “ hasil kerja yang anda bisa lihat”- memberikan 65-62% dari masing-masing pendapat para pekerja. Sementara upah yang bagus berada di urutan ke-5 dari peringkat “ yang diberikan oleh 62% pekerja). Pekerja berkerah-biru member banyak tekanan pada uang. Dan para professional member sedikit tekanan pada uang, dengan pekerja berkerah-putih berada diantara keduanya.

Hasil yang serupa ditemukan pada survey mahasiswa baru, pada kelas 8 ketika ditanya tingkat apa yang paling penting dalam kepuasan bekerja, 5 kriteria teratas secaran menurun menajadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Menggunakan keahlian dan kemampuan. Berpeluang bagus dalam periklanan, masa depan yang terjamin, dan hasil yang nyata. Upah yang baik menempati urutan ke-8. Oenyda yang tidak kuliah memberikan respon yang serupa kecual mereka lebih memntingkan upah yang baik menempati posisi 8 (Bachman,Johnson,1979)

Responden pada survey psikologi hari ini termasuk kebanyakan dewasa alwal dan pekerja berpendidikan membuat perbedaan yang tajam antara apa yang merka suka tentang pekerjaan mereka dan apa pemikiran yang paling penting mengenai pekerjaan secara umum .  seperti yang di ditunjukkan pada table 9.1. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak, aspek yang paling penting dalam melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan pertumbuhan pribadi atau aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat diri sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga dan mempelajari hal yang baru.Aktualisasi ini lebih pentung daripada uang. Ketika responden tertekan pada kabar apapun mereka akan menerima pekerjaan berupah lebih tinggi yang mana kurang menarik. Hampir 2/3 responden mengatakan tidak relah. Dilain pihak, hamper setengah (46%) dari responden tidak akan menerima pekerjaan yang lebih menarik jika upahnya kurang dari pekerjaan yang mereka miliki saat ini. Bagaimanapun, hamper kebanyakan responden (41%) ihlas untuk melakukan pertikaran, mereka yang setidaknya ikhlas untuk memtong upahnya adalah wanita yang sudah bercerai (55%), pria yang sudah menikah (49%), Janda (47%) dan perempuan yang hidup dengan seseorang (47%) (Renvick, Lawler,1976)

FUNGSI PSIKOLOGIS PADA PEKERJAAN

Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting.Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketiak perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

IDENTITAS PRIBADI

Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana sering kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pu=ihak, mereka tertarik  pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup merekea,biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

MENCEGAH KEBOSANAN

Walaupun banyak dari kita enggan untuk mengakuinya,kita bekerja untuk menghindari bosan. Jika anda mencemooh hal ini,tinggal berbicara dengan seseorang yang sudah tidak bekerja sejak lama karena pengangguran,sakit atau pension. Bahkan orang yang dipaksa untuk pension lebih awal seperti polisi dan anggota militer sering mengambil pekerjaan lain untuk menghilangkan kebosanan.

MELAYANI YANG LAIN

Sementara membantu orang lain menempati prioritas yang lebih rendah daripada pencapaian pribadi untuk roang kebanyakan lebih dari 1/3 dari responden pada sebuah survey nasional terdaftar “bekerja sangat berguna secara social” sebagau salah satu yang mereka cari pada pekerjaan (Yankelovich,1974b).Kebanyakan orang yang sukarela bekerja di rumash sakit atau penjara atau departemen, kebanyakan karena prasa pemenuhan yang mereka dapat dari menolong yang lain.

STATUS DAN PERSETUJUAN

Kedudukan adalah penentu utama dari status social seseorang dengan keluarga biasanya mengambil status dari pekerjaan kepala rumah tangga sementara itu akan menjadi kesalahan jiaka mengambil peerjaan bergengsi yang secara pribadi tidak memuaskan. Pekerjaan berstatus tinggi dan pemenuhan pribadi sering berdampingan. Pada suatu survey, sekitar ¾ dari professional tidak akan sungkan untuk memilih pekerjaan mereka yang sama lagi dibadningankan dengan beberapa daripada 2/3 pekerja berkerah-biru (Yankelovich,1974b)

PROSES PEMILIHAN JURUSAN

Kita tidak memilih jurusan begitu saja, Eli Ginzberg (1972) mengatakan bahwa proses kejuruan sebenarnya bermulau pada masa kanak-kanak dan berujung pada remaja akhir atau remaja dan terdapat 3 tahap.

Seiring waktu kita menginjak SMA dan kuliah. Kita dibawah tekanan yang sangat besar untuk menentukan komitmen jurusan.sekolah membutuhkan pilihan kurikulum untuk pelajar atau program belajar sebaik kursus khusus dalam sebuah bidang yang dipilih. Orang tua dan teman ingin mengetahui “Apa yang anda akan lakukan?”. Tapi banyak tekanan berasal dari sana.

TAHAP IDENTITAS KEJURUAN

Orang sering kesulitan memilih sebuah jurusan karena melibatkan lebih dari sekedar pemilihan pekerjaan apa yang akan dilakukan atau identitas jurusan setiap tahap perkembangan jurusan adalah sebuah cara untuk mendasari dan menegaskan diri anda dalam dunia kerja. Walaupun remaja adalah waktu yang kritis dalam mendapatkan identitas kejuruan. Prosesnya berlangsung seumur hidup dan termasuk 5 tugas perkembangan atau yang di sebut Tahap.

kristalisasi, mendapatkan gagasan mengenai satu kehidupan pekerjaan sebagai dasar dari rencana pendidikanpesifikasi, mencari latihan yang berguna untuk 1 pilihan jurusan, apakah di universitas atau magang.pelaksanaan, mencari kesempatan yang cocok atau pekerjaan yang mana menggunakan sebuah latihan.stabilitas, menyesuaikan pilihan karir termasuk latihan lebih lanjutdan spesialisasi pada sebuah bidang.konsolidasi, memperoleh keahliang,pengalaman dan status dalam sebuah pilihan karir.

Super (1974) sudah mengusulan konsep dari “Kejuruan dewasa” sebagai sebuah cara menentukan seberapa baik inidividu dalam kemajuan terhadap identitas kejuruan mereka. Pendewasaan jurusan mencerminkan kemampuan untuk merencanakan dan menelusuri kemungkinan kejuruan, untuk mendapat informasi yang relevan mengenai itu sendiri dan pilihan Giat karir, dan mewujudkan komitmen kejuruan. Satu pelajarang jangka penjang menggunakan teori Super menemukan bahwa lebih dari ¾ dari laki-laki sudah menyeimbangkan identitas jurusan  mereka pada umur 25th.

Ini penting unutk menentukan pada umur berapa orang mencapai tingkan perkembangan secara baik. Seorang veteran yang lebih tua atau pengrajin rumahan. Contohnya, kedewasaan dan arah tujuan. Terlebih lagi dengan meningkatnya frekuensi pekerjaan dan perubahan karakteristik karir dari social hari ini.banyak orang melewati 2 atau 3 putaran dari tahap Super dan pembentukan ulang jurusan mereka identik untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan pribadi mereka dan cita-cita dalam hidupnya.

PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Walaupun jenis klamin adalah factor yang paling menentukan pada pemilihan jurusan. Itu masih ada karena pengaruhsocial dan psikologis. Terutama perbedaan peran masing2 jenis kelamin. Secara tradisiona,pilihan karir dari 2 seksi sudah mempertinggi perbedaan jenis kelamin. Dengan laki-laki tidak hanya berdasarkan  pemilihan jurusan yang lebih luas.tapi juga lebih seperti memilih pekerjaan berstatus tinggi daripada wanita (Hoult&Smith,1978).

Untungnya, situasi ini dengan segera berubah. Lebih dari 9/10 dari wanita bekerja diluar rumah dan pada maksud yang sama pada kehidupan mereka,dengan lebih dari ½ dari mereka bekerja kapanpun di butuhkan (U.S Bureau of the census,1981). Kebanyakan wanita bekerja sebelum menikah. Menunda pernikahan lebih lama, dan mengabungkan karir dengan pernikahan dan tanggung jawan keluarga. Juga, sejumlah wanita memilih kuliah dan lulus atau sekolah professional yang sudah meningkat lebih cepat daripada sejumlah pria. Terlebih lagi, sejumlah wanita secara tradisional memasuki bidang yang dikuasai laki-laku seperti Hukum,obat-obatan,bisnis dan insinyur 2 kali lebih banyak daripada pertengahan abad 60 dan abad 70 (Amaerika Council on Education,1975). Juga, secara tradisional lebih banyak pria bekerja pada bidang yang dikuasai wanita. Contohnya,guru sekolah dasar, perawat, dan operator telefon.

Tidak mengagetkan, seorang yang berpendidikan kuliah cenderung meningkatkan aspirasi karir diantara wanita. Satu pelajaran jangka panjang menunjukan bahwa orientasi karir diantara perempuan meningkat secara cepat dari mahasiswa baru menjadi senior dan melampau kuliah. Saat memasuki kuliah,18% dari wanita memikirkan karir dan 33% sudah pasti tidak berkarir. Setelah lulus,keseluruhan perbahan orientasi bahkan menghaslkan persentasi sebesar 40% orang berkarir dan presentase yang lebih besar dari lulusan pemikiran berkarir dengan 48% orang berkarir,30% terutama mengarah ke cita-cita keluarga dan hanya bekerja bias am dan 22% mengambil komitmen bekerja tanpa tujuan karir ( Angrist,1972).

Bagaimana dengan melanjutkan kuliah?

Sampai sekarang,  manfaat melajutkan kuliah sudah besar dirasakan. Kuliah seharusnya membuat kalian lebih baik diberitahukan dan menyediakan akses ke status yang lebih tinggi,upah pekerjaan yang lebih baik. Lebih dari ¾ dari populasi masih percaya bahwa seorang yang berpendidikan kuliah itu penting dalam kehidupan (Deaman&plisko,1979). Lebih bakyak lagi orang berfikir dua kali sebelum menghadiri kuliah. Satu alas an untuk ini adalah meningkatnya biaya pendidikan kuliah. Alas an yang lain adalah sulitnya banyak lulusan kuliah mendapat pekerjaan,terutama pekerjaan yang sesuai untuk latihan tingkatan kuliah. Alas an yang lain yang harus dilakukan dengan melunasi pendidikan kuliah. Walaupun lulusan kuliah melanjutkan ke pendapatan yang tinggi seumur hidup daripada lulusan SMA, celanya semakin sedikit. Sedangkan 25-34th lulusan kuliah mendapatkan 40% lebih daripada lulusan SMA pada tahun 1970, mereka mendapatkan hanyak 24% lebih pada tahun 1977 (U.S. Beureu of the consensus,1980)

Semua ini telah mempengaruhi keputusan anak remaja mengenai apa ingin melanjutkan kuliah, kuliah jenis apa, dan alasan mereka untuk hadir. Hari ini banyak anak muda menunda untuk masuk ke perguruan tinggi, entah itu karena hasrat untuk mendapatkan pengalaman yang lebih sebelum melanjutkan pendidikan dan komtimen jurusan atau kebutuhan untuk mendapatkan uang. Hampir setengah setengah remaja kuliah terikat sekarang menunggu atau setahaun lebih sebelum mendaftar di perguruan tunggi. Proporsi yang tinggi dari pelajar yang menghadiri perguruan tinggu umum berlipat dalam akhir decade 1977 (Dearman,Plisko,1979). Ada juga peningkatan orientasi karir antara pelajar umur 17 atau 18tahun.sementara banyak pelajar pada 2-4tahun kuliah memilih untuk mengejar pengetahuan budaya atau gelar ilmuan, ada tekanan yang besar dalam menjaga fleksibilitas, dengan lebih banyak pelajar mengambil 2 jurusan.seperti bisnis dan ilmuan computer atau pelajar dan psikologi. Ada juga sedikit keraguan pada penggantian jurusan. Dengan realisasi karir yang cocok itu lebih penting daripada kenyamanan mengejar rencana asli mereka. Kemudian juga, ada banyak kecendrungan untuk keluar dari kuliah. Dengan hamper 70% dari pelajar pada 2 tahun komunitas kuliah di keluarkan bersama-sama atau yang lain. Walaupun banyak yang mendaftar ulang pada tanggal selanjutnya (Golladay & Noel, 1978). Sementara siswa yang lebih tua mungkin merasakan gelisah untuk kembali kesekolah, kebanyakan dari mereka langsung menemukan kedewasaan mereka dan merasakan arah pada pengalaman kuliah mereka bahkan lebih berarti dan memuaskan.

Ini tidak biasanya untuk orang2 memilih sebuah jurusan setelah kuliah untuk sejumlah alasan. Pada survei Psikologi Hari Ini,hamper 40% dari responden melaporkan bahwa mereka mendapatkan pekerjaan dengan kesempatan tanpa banyak pertimbangan. 16% lainnya mengatakan bahwa mereka sudah menyelesaikan pekerjaan sekarang mereka karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Hanya 23% dari responden yang bekerja pada pilihan pekerjaan mereka (Renwick &Lawler,1978). Survey lainnya menemukan bahwa 2/3 dari laki-laki dan setengah dari perempuan sudah memutuskan untuk mencari pekerjaan setelah meninggalkan kuliah. Ketika ditanya apakah pendidikan yang mereka dapat memberikan mereka keahlian yang di butuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini, 38% membalas bahwa sudah “sangat berguna” sementara 50% lainnya mengatakan bahwa itu sudah “agak berguna”. Hanya 12% merasakan bahwa kuliah tidak memberikan manfaat sama sekali. Ketika ditanya program mana yang mereka akan sarankan untuk persiapan bekerja di banyak bidang, mereka mereka lebih menyukai kursus bagaimana cara untuk berkomunikasi dan bisa bersapa dengan orang-orang sebaik

Menangani angka-angka dan praktek bisnis umum ( The New York Times,Nov,7,1976)

MEMILIH SEBUAH PEKERJAAN YANG COCOK

Banyak orang bekerja dengan pekerjaan yang mereka tidak sukai atau tidak bisa diatasi, hasilnya besar ketidak mampuan penyesuaian diri dan jutaan dolar terbuang sia-sia. Sebagai hasilnya, penitng meningkatkan pilihan sebuah pekerjaan yang cocok dengan ketertarikan dan kemampuan. Tapi ini adalah sesuatu yang anda dan saya harus lakukan untuk diri sendiri.

Karakteristik Pribadi

Sebuah awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksanadalam mengambil  keputusan.

Apa yang paling membuat anda tertarik.data atau sesuatu?pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah? Kegiatan Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh waktu? Coba temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka tertarik  kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau orang-orang didalamnya?

Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan?yang paling anda kuasai?tidak peduli berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.

Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan.teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.

Mungkin kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya , kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin.hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda.

Apakah tes ketertarikan tersebut membantu anda membuat keputusan yang tepat  pada pemilihan kerja? Semua tergantung dari bagaimana kita menggunakanya. Jika kalian mengandalkan hasil tersebut sebagai sebuah pengganti untuk membuat keputusan pribadi,maka jawabanya akan negative. Tapi jika kalian menggunakan hasil  tersebut sebagai sebuah sumber untuk mengklarifikasi ketertarikan kalian dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan,maka jawabanya pasti positif. Seperti halnya instrument yang menunjukan reliabilitas yang besar dalam memprediksi apa seorang individu akan bersikeras atay keluar dari bidang pekerjaan tersebut. Mereka tidak bisa memprediksi kesuksesan pada bidang yang diberikan karena kebanyak factor subjektif terlibat didalamnya. Tapi sudah itemukan bahwa apa yang membuat  berhasil biasanya mendemonstrasikan lebih tinggin daripada rata-rata skor ketertarikan,sementara siapa yang akan keluar nanti biasanya lebih rendah daripada rata-rata skor(Shertzer,1981)

Pekerjaan dan waktu luang minggu ke 13

Penyesuaian  Diri dalam Bekerja

Penyesuaian diri  adalah suatu usaha individu untuk dapat merubah dirinya ketika mereka berada di lingkungan keluarga, sekolah dan di masyarakat yang dapat ditunjukkan melalui aktifitas-aktifitas seperti: dapat menguasai lingkungan dimana individu berada, penuh percaya diri, bersedia menerima teman dalam kelompok, bersedia mengatasi masalah, dan bersedia merencanakan sesuatu dengan pikiran.

Pada dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.

1.      Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapainya hubungan yang harmonis antara siapa dirinya dengan lingkungan kerjanya. Ia sadar sepenuhnya siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya dan bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan diri pribadi dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, kecewa atau tak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa tidak puas, rasa cemas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.

2.      Penyesuaian Sosial

Setiap individu hidup dalam masyarakat, dimana terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain. Dari proses tersebut timbul pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyesuaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.

Dalam dunia kerja ada 2 hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu karyawan dan perusahaan. Seseorang yang dapat menyesuaikan dirinya dengan pekerjaannya yaitu apabila terdapat adanya kepuasan kerja.

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan. faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan menurut Kreitner dan Kinichi, yaitu:

a.       Pemenuhan Kebutuhan (need fulfillment)

pekerjakaan memberikan kesempatan pada individu intuk memenuhi kebutuhannya.

b.      Perbedaan (discrepancies)

Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaannya. 

c.       Pencapaian nilai (volue attainment)

Kepuasan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual.

d.      Keadilan (equity)

Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.

e.       Komponan genetik (genetic components)

Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. perbedaan sifat individu kerja disamping karakteristik lingkungan pekerjaan.

Selain itu ada juga faktor penentu kepuasan kerja yaitu:

a)      Gaji/upah

Menurut Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan.

b)      Kondisi kerja yang menunjang

Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan (uncomfortable) akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.

c)      Hubungan kerja

·         Hubungan dengan rekan kerja

Ada tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yag setengah jadi) menjadi masukkan untuk tenaga kerja lainya, misalnya pekerja konveksi. Hubugan antara pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.

·         Hubungan dengan atasan

Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggangrasa (consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejumlah atasa membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikkan antara pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya mempuyai pandangan hidup yang sama.

  

   B. Waktu Luang

Waktu luang adalah waktu sela diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama. Tidak ada yang suka bekerja sepanjang waktu. Sebagian besar dari kita menginginkan pergi ke sendiri dan dengan keluarga kita. Istilah tradisional yang digunakan untuk waktu tidak bekerja seperti itu liburan, secara harfiah berarti “waktu off bekerja atau tugas.” Kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita memiliki waktu luang lebih baik. Namun peningkatan waktu luang sekarang menimbulkan masalah bagi banyak orang.

Bagi sebagian orang, waktu luang adalah waktu untuk beristirahat. Bagi sebagian lainnya waktu luang adalah saat yang bagus untuk bertemu teman-teman atau bersosialisasi. Bagi sebagian lainnya lagi, waktu luang sama dengan waktu kreatif. 

·         Menggunakan Waktu Luang Secara Positif

Rata-rata pekerja sekarang memiliki liburan dibayar dan hari libur, dan janji jangka waktu yang lebih mendukung pensiun penghasilan. 

Kebanyakan orang menghabiskan begitu banyak waktu luang dan kegiatan di tempat kerja, antara 30 dan 40 jam per minggu rata-rata. Pada kelompok usia 18 sampai 25 dan lebih dari 50 tahun menghabiskan berjam-jam dua kali lagi dalam kegiatan rekreasi dan di tempat kerja. Kenyamanan kegiatan dapat berkisar dari kegiatan di luar ruangan, aktif, seperti berjalan dan bersepeda pencarian lebih pasif, interior, seperti menonton televisi. Meskipun liburan disukai sedikit berbeda menurut umur dan jenis kelamin, serta apa yang ada dalam mode, yang merupakan aktivitas yang paling populer di kalangan populasi umum di urutan mengunjungi kebun binatang dan taman, piknik, drive, berjalan atau berlari, berenang, sightecing , menghadiri acara olahraga, olahraga bermain atau permainan, memancing dan alam berjalan

Referensi

Keith, Davis, Jhon W. Newstrom, 1995. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh,Erlangga, Jakarta

http://gunturpsikolog.blogspot.com/2013/06/tugas-softskill-4.html

Senin, 04 Mei 2015

Kesehatan mental cinta dan perkawinan

CINTA DAN PERKAWINAN

a. Deskripsi Cinta dan Perkawinan

Cinta adalah hasil akhir yang dicapai seseorang dari hubungannya dengan sesama. Sebagai penjelasan adalah bahwa cinta merupakan perasaan yang paling tinggi dan ikatan paling akhir diantara individu di suatu bangsa. Kadang-kadang cinta timbul karena kekaguman terhadap kelebihan, sehingga muncul rasa hormat dan cinta kepada orang yang memiliki kelebihan tersebut.

Pada dasarnya memilih pasangan hidup itu berdasarkan tiga criteria dasar yaitu :

-          Cocok menjadi anak dari orangtua kita

-          Cocok jadi ayah/ibu dari anak-anak kita kelak

-          Cocok jadi suami/istri kita

Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan

Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana.

Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubunganm antarkeluarga kedua pihak. Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan

kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis. Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.

Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.

Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal

tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. Tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

Single Life

Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria dalam hal melajang atau single life . Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.